Pesawat UAV Wulung dari PTDI menjadi salah satu icon di area static display Indodefence 2025. Foto: Instagram Indodefence.
Harapan Forkominhan Terhadap Pameran Industri Pertahanan 2025

Date

Indo Defence 2025 diharapkan tak hanya sekadar menjadi etalase kekuatan militer maupun pertahanan, namun juga diharapkan mampu menggerakkan Inhan global.

Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) menggelar Indo Defence 2025 Expo & Forum ke-10 di JIExpo Kemayoran. Pameran industri pertahanan (Inhan) internasional bertema ““Defence Partnerships for Global Peace & Stability” akan digelar pada 11 hingga 14 Juni 2025. Pameran diharapkan menjadi ajang strategis untuk mempererat kerja sama bilateral hingga multilateral di sektor pertahanan.

Wakil Menteri Pertahanan RI, Marsekal Madya Tentara Nasional Indonesia Purnawirawan (Marsdya TNI Purn.), Donny Ermawan Taufanto, mengemukakan Indo Defence 2025 adalah bagian dari kontribusi Indonesia untuk perdamaian dunia dan stabilitas global. Menurut Donny, di kantor Kemhan, Rabu, 4 Juni 2025, dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, salah satu tugas pemerintah RI adalah ikut terlibat dalam ketertiban dunia yang direalisasikan dalam Indo Defence.       

13 Menteri Pertahanan dan Empat Wakil Menteri Pertahanan beserta sepuluh panglima angkatan bersenjata dari berbagai negara, hingga artikel ini ditulis dijadwalkan hadir. Diharapkan Indo Defence 2025 tak hanya sekadar menjadi etalase kekuatan militer maupun pertahanan, namun juga diharapkan mampu menggerakkan Inhan global. Melalui holding Inhan yaitu DEFEND ID yang membawahi PT Len Industri (Persero), PT Dahana, PT Dirgantara Indonesia (PTDI), PT Pindad, dan PT PAL Indonesia; Indonesia akan menampilkan berbagai produk unggulan dari dalam negeri.


Baca juga:

Di JIExpo, PT Len Industri akan memamerkan Radar Ground Controlled Interception (GCI); PT Dahana menampilkan rangkaian bom P-100L, P-250L, dan P-500L. Sedangkan PTDI memperkenalkan pesawat CN-235 untuk misi khusus. Sementara PT Pindad akan menampilkan kendaraan taktis Maung MV3 versi elektrik (Morino EV). Terakhir, PT PAL Indonesia akan memamerkan kapal fregat sepanjang 140 meter yang sepenuhnya dirancang dan dibangun oleh tenaga ahli dalam negeri. Indo Defence 2025 akan dibuka untuk masyarakat umum pada Sabtu, 14 Juni 2025. Sebagai bagian dari transparansi dan keterbukaan untuk publik, pengunjung pameran dapat menyaksikan langsung perkembangan teknologi dan Inhan, serta mengamati lebih dekat transformasi sekaligus perkembangan kekuatan pertahanan Indonesia.

Forkominhan

Bersama dengan 28 institusi, mulai dari Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Kemenkopolhukam) hingga Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Sarana Lepas Pantai Indonesia (Iperindo), Forum Komunikasi Industri Pertahanan (Forkominhan) terlibat aktif dan memberikan dukungan penuh pada event Indo Defence 2025 Expo & Forum ke 10.

Sebagai ketua Forkominhan, saya tentu saja berharap sekaligus akan mendorong sinergi antara pemerintah–TNI hingga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pertahanan yaitu DEFEND ID hingga Inhan swasta baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri untuk membangun Inhan di Indonesia.

Baca juga:

Sebagai institusi independen yang didirikan sebagai tangki pemikir/Think Tank, Forkominhan akan terus memberikan masukan/input yang konstruktif kepada semua pemangku kepentingan/stakeholders. Mulai dari Presiden RI melalui Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) hingga Kemhan, maupun para pelaku Inhan hingga pengguna produk-produknya seperti tiga matra TNI, mulai dari TNI-Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL) hingga Angkatan Udara (AU) serta Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).

Selain itu, sebagai forum komunikasi, Forkominhan juga akan selalu siap sedia untuk memfasilitasi sekaligus menjembatani para pemangku kepentingan Inhan dari hulu, seperti pemerintah sebagai pembuat kebijakan/policy maker, Inhan sebagai produsen alat utama sistem senjata/Alutsista maupun Alat Peralatan Pertahanan dan

Keamanan/Alpalhankam hingga ke hilir yaitu pengguna (TNI/Polri). 

Jadi Forkominhan tidak sekadar hadir untuk memberikan dukungan, baik secara simbolik maupun institusi. Kami juga hadir untuk menawarkan strategi konkret untuk membangun sinergi agar seluruh pemangku kepentingan dapat berkolaborasi satu sama lain. Berikut tiga strategi yang kami rumuskan untuk memperkuat ekosistem Inhan di tanah air.

Pertama, masalah utama yang dihadapi Inhan adalah minimnya komunikasi dan koordinasi antara BUMN pertahanan, yang di Indonesia telah diintegrasikan/holdingisasi ke dalam DEFEND ID dengan industri swasta nasional. Oleh sebab itu, kami hadir untuk menjembatani sekaligus mengonsolidasikan kepentingan semua pihak hingga menyamakan visi antar pelaku industri. Forkominhan juga hadir untuk mempertemukan para pelaku industri besar dengan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di tanah air berbasis teknologi yang memiliki potensi untuk menjadi bagian dari rantai pasok/supply chain

Baca juga:

Kedua, Inhan di Indonesia harus maju, berkembang sekaligus tumbuh secara bersama-sama dan tidak boleh tumbuh sendiri-sendiri atau mengedepankan ego sektoral. Jadi kami hadir untuk mendorong sekaligus mengkoordinasikan agar seluruh pelaku industri, baik BUMN/DEFEND ID maupun perusahaan swasta memiliki peta jalan/road map pengembangan industri yang sesuai dengan kebijakan pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tanpa peta jalan yang dirumuskan dan disepakati untuk dijalankan oleh semua pihak, pengembangan sumber daya manusia (SDM), transfer teknologi hingga riset dan kebijakan investasi tidak akan terintegrasi dan memiliki orientasi yang jelas.  

Terakhir atau ketiga, kunci dari kemandirian Inhan adalah penguasaan teknologi tinggi/high technology (High Tech). Oleh sebab itu, kami berkomitmen untuk mendorong kolaborasi penelitian/riset dan pengembangan/research and development (R&D) dengan melibatkan seluruh pihak-pihak terkait; mulai dari BUMN/DEFEND ID, institusi pendidikan tinggi, perusahaan swasta hingga lembaga riset nasional seperti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Selain itu, Forkominhan juga terlibat aktif untuk membuka ruang kerja sama dengan mitra/partner internasional dari berbagai belahan dunia. Kerja sama pertahanan yang diinisiasi oleh Kemhan RI dapat dijadikan pintu masuk/entry point untuk menindaklanjuti berbagai kolaborasi sebagai langkah awal untuk melakukan alih teknologi sekaligus peningkatan kapasitas SDM nasional. Jadi kerja sama pertahanan baik bilateral, trilateral maupun multilateral tidak hanya sekadar jual beli atau transaksi produk-produk Alutsista maupun Alpalhankam.   

Baca juga:

Kami yakin jika pembangunan sekaligus penguatan Inhan di tanah air hanya bisa dilakukan jika seluruh elemen mampu bekerja sama satu sama lain dalam sebuah peta jalan yang terencana dengan baik/well planned dalam sebuah orkestrasi besar. Perumusan strategi berbasis komunikasi berdasarkan peta jalan yang diterapkan oleh semua pihak akan menjadi langkah awal untuk bergerak bersama menuju kemandirian Inhan. 

Jadi, Kami berharap Indo Defence tahun ini tidak hanya sekadar pameran, namun dapat menjadi momentum untuk mengakselerasi sinergi yang diharapkan oleh semua pihak.{}    

Share this

Baca
Artikel Lainnya