Pernyataan dari Angkatan Udara Taiwan mengemukakan jika jet latih bernama Brave Eagle itu jatuh usai lepas landas dari Pangkalan Udara Chih Hang di Taitung selatan pada Sabtu pagi.
Mayor Lin yang menerbangkan pesawat dinyatakan dalam kondisi baik dan tanpa cedera. Penerbang tempur/fighter pilot yang mengantongi 183 jam terbang itu telah diselamatkan seusai kecelakaan dan dibawa ke rumah sakit. Pihak AU Taiwan juga telah menginstruksikan satuan tugas khusus untuk menyelidiki sekaligus mengklarifikasi penyebab kecelakaan untuk memastikan keselamatan pelatihan para fighter pilot.
Sebelumnya, di Pangkalan Angkatan Udara Ching Chuan Kang di Taichung pada Selasa, 21 Januari 2025 pagi waktu setempat, seorang tentara Angkatan Udara Taiwan tewas setelah tersedot ke dalam mesin jet tempur yang sedang menyala. Dikutip dari Channel News Asia, Rabu, 22 Januari 2025, Insiden terjadi saat pemeriksaan rutin terhadap pesawat jet tempur yang baru saja mendarat. Media-media Taiwan mengungkapkan jika pesawat tempur yang mengakibatkan insiden itu adalah Indigenous Defense Fighter.
Baca juga:
Meskipun identitasnya tidak dipublikasikan, namun otoritas Angkatan Udara mengungkapkan jika korban tewas adalah seorang perempuan. Pada saat insiden terjadi, korban sedang melakukan pemeriksaan rutin terhadap jet tempur yang baru saja mendarat yang mesinnya belum dimatikan.
Tiba-tiba korban tersedot ke dalam mesin sebelah kanan pesawat karena alasan yang tidak diketahui. Meski sempat dilarikan ke rumah sakit terdekat, korban tidak tertolong dan akhirnya meninggal dunia. Angkatan Udara Taiwan mengutarakan sedang menyelidiki insiden tersebut sekaligus akan melakukan peninjauan menyeluruh untuk mencegah insiden serupa kembali terulang.
Jet tempur Indigenous Defense Fighter (IDF) yang dimaksud adalah pesawat buatan Taiwan pada tahun 1989. Pesawat bernama Ching-Kuo itu dilengkapi dua mesin buatan Honeywell/ITEC F 125-GA. 100 yang berkekuatan 6100 lbs pada Mill power. Perlu dikemukakan dalam artikel singkat ini ketika pesawat mendarat/landing seusai terbang menjalankan misi/operasi ada prosedur pengecekan yang harus dilakukan setelah mendarat/after landing check.
Baca juga:
Pengecekan pada saat insiden terjadi dilakukan oleh teknisi yang belakangan diketahui bermarga Hu pada saat mesin masih berputar, sehingga perempuan berusia 41 tahun itu tersedot. Itu terjadi karena korban memasuki area berbahaya/danger area yang berada di depan mulut mesin.
Mesin pesawat tempur yang masih berputar akan menyedot udara yang berada di mulut mesin; sehingga teknisi yang berada di dalam danger area di depan mulut mesin kemungkinan besar atau bahkan dapat dipastikan akan tersedot ke dalam mesin seperti vacuum. Jadi yang perlu diperhatikan agar insiden serupa tidak terulang di masa depan adalah dengan menghindari area-area berbahaya itu. Oleh karenanya setiap orang yang bekerja di sekitar pesawat harus memahaminya.
Industri Pertahanan Taiwan
Sebagai sebuah negara kepulauan yang terletak di Asia Timur, meskipun luas wilayahnya hanya 36.197 kilometer persegi, Taiwan memiliki industri pertahanan nasional yang terus berkembang. Walaupun ketergantungannya terhadap alat utama sistem senjata (Alutsista) masih cukup tinggi, Taiwan terus menerus meningkatkan kemampuan industri pertahanannya karena selalu menghadapi potensi agresi dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT).
Baca juga:
Agresivitas RRT terlihat jelas dari klaimnya yang menyatakan dengan tegas jika Taiwan adalah bagian dari teritorinya. Tidak hanya sekedar klaim wilayah, RRT berkali-kali unjuk kekuatan/show of force militernya di wilayah Taiwan. Berulang kali Angkatan Laut maupun Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat/People Liberation Army (PLA) melakukan latihan di perbatasan laut Taiwan.
Taiwan menjawab provokasi tersebut dengan mengembangkan industri pertahanan di dalam negeri. Pesawat latih Brave Eagle yang jatuh ke laut adalah salah satu produk dari industri pertahanan (Inhan) dalam negeri Taiwan. Jet latih supersonik produk Aerospace Industrial Development Corp. Taiwan itu melakukan uji terbang pertamanya pada 2020.
Namun di satu sisi, meski Taiwan terus menerus dengan intensif mengembangkan Inhan di dalam negeri, di sisi lain unjuk kekuatan atau provokasi RRT juga harus disikapi dengan kuantitas patroli laut maupun udara. Tentu intensitas patroli juga harus diikuti dengan kesiapsiagaan Alutsistanya. Tetapi sepertinya angkatan bersenjata Taiwan belum mampu memaksimalkan Alutsista baik di laut maupun udara.
Baca juga:
Ketidaksiapan itu antara lain terlihat pada Selasa, 10 September 2024 lalu, ketika sebuah jet tempur Mirage milik Taiwan jatuh di laut pulau itu ketika berlatih terbang di malam hari. Otoritas terkait mengemukakan jika pesawat tempur buatan Prancis itu mengalami kerusakan mesin sebelum jatuh di wilayah perairan yang terletak di barat laut dekat kota Hsinchu.
Akibat kecelakaan pesawat yang beroperasi di bawah kendali Skadron Udara Taktis Ke-2 itu, Angkatan Udara Taiwan menghentikan sementara operasi armada jet tempur Mirage 2000. Sebelumnya, pembelian Mirage 2000 dari Prancis oleh Taiwan pada 1992 sempat menimbulkan ketegangan diplomatik antara RRT dengan Taiwan.
Menarik untuk mengamati dengan seksama dinamika yang terjadi di angkatan bersenjata Taiwan, terutama Angkatan Laut dan Angkatan Udaranya. Tentara Taiwan yang terus menerus diprovokasi RRT dengan taktik yang disebut zona abu-abu/grey zone harus menyusun strategi dan taktik dengan memperhitungkan kekuatan dan potensi yang dimiliki dan ancaman yang dihadapinya.{}