Pesawat N-219 produk PTDI. Sumber: Instagram PTDI.
Tantangan Komisaris Utama PT Dirgantara Indonesia

Date

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Republik Indonesia (RI) Erick Thohir dan Direktur Utama (Dirut) PT Len Industri (Persero), Bobby Rasyidin, merombak susunan Direksi dan Komisaris PT Dirgantara Indonesia (PTDI).

Menteri BUMN sebagai pemegang saham Seri A (Dwiwarna) dan Dirut PT Len Industri sebagai pemegang saham Seri B memutuskan perombakan jajaran komisaris dalam Surat Keputusan (SK) Nomor SK-303/MBU/12/2024 dan Nomor 012/KRUPS/LEN-PTDI/XII/2024.

SK tersebut memutuskan untuk mengangkat Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Tentara Nasional Indonesia (TNI) Mohamad Tonny Harjono menjadi Komisaris Utama (Komut) PTDI. Marsekal Tonny menggantikan KSAU sebelumnya yaitu Marsekal TNI Purnawirawan (Purn.) Fadjar Prasetyo. 

Baca juga:

Apresiasi terhadap perombakan yang dilakukan oleh pemerintah melalui Kementerian BUMN perlu diutarakan pada awal artikel singkat ini. Namun sebelum mengemukakan berbagai harapan terhadap perombakan yang dilakukan, pertama kali perlu digarisbawahi kondisi PTDI pada saat ini.

Kondisi perseroan yang masih berada dalam tahap pemulihan sebagai perusahaan memang menjadi tantangan besar bagi semua pihak. Mulai dari level karyawan, manajemen, direksi hingga komisaris. Situasi PTDI sebagai perusahaan masih menghadapi berbagai tantangan seperti keuangan, efisiensi produksi hingga daya saing teknologi.

Oleh sebab itu, daripada menyampaikan harapan/ekspektasi yang terlalu berlebihan, akan jauh lebih baik untuk menyarankan agar PTDI fokus kepada langkah-langkah kecil atau rencana jangka pendek yang dapat dilakukan dalam waktu dekat. Salah satunya adalah pengembangan model Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA)/Unmanned Aerial Vehicle (UAV).

Baca juga:

PTDI pernah berkolaborasi dengan lima lembaga yaitu Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang kini telah dilebur ke dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kementerian Pertahanan (Kemhan), TNI-AU, Institut Teknologi Bandung (ITB) hingga PT LEN (Persero) dalam pengembangan Pesawat Udara Nirawak Medium Altitude Long Endurance (PUNA MALE).

Proyek kolaborasi yang diberi nama Elang Hitam itu pernah masuk daftar prioritas riset nasional. Selain itu, PTDI juga dapat lebih fokus pada peningkatan avionik dan perawatan dalam upaya melakukan modernisasi terhadap pesawat CN-235 dibanding mengembangkan platform baru. 

Namun usulan tersebut tentu tidak akan dapat terealisasikan tanpa dukungan penuh atau kemauan politik/political will pemerintah melalui berbagai kementerian seperti Kementerian BUMN, Kemhan hingga dukungan anggaran dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Semua dukungan yang diharapkan perlu diberikan secara menyeluruh/all out mengingat sangat berat bagi direksi PTDI untuk memulihkan kondisi saat ini. Apalagi masih ditambah faktor sumber daya manusia (SDM) di internal perseroan yang tidak berjuang secara maksimal untuk memperkuat perusahaan.

Baca juga:

Tantangan berat yang dihadapi PTDI tidak hanya bergantung pada kepemimpinan/leadership direksi tetapi juga pada dedikasi seluruh SDM di internal perseroan. Ketika SDM tidak memiliki komitmen untuk memperkuat perusahaan, maka hal itu akan menjadi hambatan serius yang harus segera ditangani. Pada titik itulah kepemimpinan direksi diuji untuk menghadapi tekanan, tidak hanya untuk menyelesaikan berbagai masalah finansial yang dihadapi namun juga untuk memulihkan kembali kepercayaan di internal perseroan. Tanpa kepercayaan internal yang terbangun dengan kuat dan solid di internal, mustahil akan diraih kepercayaan eksternal dari mitra-mitra kerja termasuk pasar/market potensial yang menjadi sasaran produk-produk PTDI. 

Pada kondisi objektif seperti saat ini, PTDI perlu memprioritaskan upaya pemulihan internal sebelum memulai kolaborasi strategis dengan pihak manapun, termasuk TNI-AU. Kolaborasi yang terlalu dini, tanpa memperhitungkan kesiapan internal yang memadai, justru akan memperburuk kondisi PTDI, baik dari sisi keuangan, operasional, maupun kredibilitas.

Pekerja di hanggar PTDI. Sumber: Instagram PTDI.

Amanah yang diberikan kepada komisaris Utama (Komut) baru PTDI, Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono tentu saja sangat berat. Sebagai Komut, Marsekal Tonny memiliki tugas strategis untuk membawa perusahaan keluar dari kondisi sulit saat ini. Peran Komut sebagai pengawas sekaligus pengarah kebijakan perusahaan menjadi sangat penting untuk memastikan PTDI dapat memperkuat internal perseroan secara menyeluruh sebelum merumuskan berbagai keputusan strategis.

Baca juga:

Berbagai saran serta pertimbangan sebelum merumuskan keputusan-keputusan strategis antara lain adalah Komut harus memastikan jika direksi memiliki visi yang selaras dengan kebijakan pemegang saham. Hal itu adalah prasyarat agar jajaran direksi mampu mengeksekusi langkah-langkah strategis sesuai rencana yang ditetapkan oleh pemegang saham. Selain jajaran direksi, Komut juga diharapkan dapat menginspirasi karyawan untuk membangun budaya kerja berbasis kinerja, meritokrasi, dan transparansi.

Selain itu, Komut perlu mendorong audit menyeluruh terhadap keuangan, operasi, dan manajemen SDM untuk mengidentifikasi area masalah yang memerlukan perbaikan segera. Sebagai pengawas, Komut juga harus dapat memastikan jika seluruh keputusan yang diambil direksi berbanding lurus dengan kepentingan perusahaan dan pemegang saham.

Terkait erat dengan kemitraan, Komut juga perlu untuk mengevaluasi dan juga menginisiasi kerja sama dengan semua mitra. Mulai dari mitra yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Selain kemitraan yang telah berlangsung, seluruh kerja sama yang dijalin dengan semua pihak juga harus dikaji ulang. Terakhir sekaligus yang terpenting adalah Komut perlu memainkan peran strategis untuk memperoleh dukungan pemerintah, baik yang terkait dengan pendanaan atau dukungan finansial hingga kebijakan termasuk prioritas dalam pengadaan produk-produk dalam negeri buatan PTDI.

Baca juga:

Selamat bekerja Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono. Tugas berat telah menanti sebagai sebagai Komut PTDI. Namun semua tantangan bukan tidak mungkin untuk dihadapi. Setiap masalah pasti memiliki solusi.{}

 

Share this

Baca
Artikel Lainnya