Trump dengan penuh kepercayaan diri, pada Selasa 25, Maret 2025, mengemukakan jika telah memberikan arahan kepada Angkatan Udara AS/United States Air Force (USAF) untuk terus mempertahankan superioritas di udara/air superiority menggunakan pesawat tempur generasi keenam yang diberi nama F-47.
Menurut Presiden AS ke-47 itu, tidak akan ada yang mampu mendekati kemampuan F-47 sebagai pesawat tempur generasi keenam yang pertama di dunia. Dikutip dari CNN, Trump juga mengumumkan jika Pemerintah AS memberikan kontrak kepada Boeing untuk memproduksi pesawat tempur yang merupakan bagian dari Next Generation Air Dominance (NGAD).
Kontrak menurut Trump diberikan oleh Pemerintah AS melalui USAF kepada Boeing setelah melalui kompetisi ketat antara beberapa perusahaan kedirgantaraan terkemuka di AS, yang dijuluki Negeri Paman Sam. Dia mengklaim selama lima tahun, purwarupa/prototipe F-47 telah diterbangkan dalam skala penuh oleh USAF dan sebelumya telah direncanakan dalam jangka waktu yang cukup lama, juga kurang lebih selama lima tahun. Sebagai jet tempur multi peran/multi role, F-47 didesain agar dapat bekerja sama dengan pesawat terbang tanpa awak (PTTA)/Unmanned Aerial Vehicle (UAV), yang lebih dikenal dengan drone.
Baca juga:
Sebagai pesawat tempur generasi terbaru atau keenam, F-47 yang merupakan bagian dari program NGAD, tentu diproyeksikan memiliki keunggulan atau jauh lebih baik performanya dibandingkan jet tempur generasi sebelumnya atau kelima seperti F-22 Raptor dan F-35 Lighting II. Jika F-22 dan F-35 masih beroperasi secara tunggal, F-47 diproyeksikan dapat mengendalikan beberapa UAV ketika menggelar operasi/pertempuran udara. Jadi itulah keunggulan pertama F-47 yang didesain untuk beroperasi/terbang bersama drone tempur. Kolaborasi antara jet tempur yang didukung dengan attack drone dalam melakukan serangan udara disebut dengan Collaborative Combat Aircraft (CCA) atau Loyal Wingman.
Keunggulan kedua adalah pesawat tempur generasi kelima seperti F-35 Lighting II memang telah dilengkapi kecerdasan buatan/Artificial Intelligence (AI)-assisted sensor fusion, namun pengambilan keputusan dalam mengunci hingga menembak sasaran yang ditargetkan masih berada di tangan penerbang. Sementara kecerdasan buatan di kokpit F-47 kemungkinan besar akan lebih canggih dibandingkan dengan generasi sebelumnya dan akan lebih membantu penerbang dalam pengambilan keputusan/decision making terkait dengan navigasi pesawat dan serangan otomatis yang akan dilakukan di medan pertempuran.
Ketiga, F-22 Raptor dan F-35 memang telah dilengkapi teknologi siluman/stealth yang canggih, namun masih dapat terdeteksi oleh radar multi spektrum generasi terbaru. Sedangkan, teknologi siluman F-47 diprediksi akan jauh lebih maju. Kemungkinan adaptive materials akan dipergunakan agar pesawat dapat mengubah bentuk dan suhu untuk menghindari deteksi radar secara lebih efektif.
Baca juga:
Keempat, dalam operasi udara, pesawat tempur generasi kelima seperti F-22 Raptor memang mampu terbang dengan kecepatan supersonik tanpa menggunakan teknologi afterburner yang dikenal dengan supercruise. Namun tidak jauh berbeda dengan berbagai jenis pesawat tempur pada generasi sebelumnya, mulai dari pertama hingga keempat, keterbatasan bahan bakar pada akhirnya akan membatasi daya jelajah operasinya. Para penerbang tempur/fighter pilot tentu mengharapkan F-47 akan menggunakan sistem Variable Cycle Engine. Sistem mesin itu dapat beradaptasi ketika pesawat dapat terbang sekaligus bermanuver dengan mode kecepatan tinggi namun bahan bakar tetap efisien; sehingga memungkinkan supercruise dalam waktu yang lebih lama dibandingkan pesawat-pesawat tempur/fighter aircrafts dari generasi sebelumnya.
Kelima, terkait dengan sistem persenjataan; jet tempur generasi kelima atau F-35 masih mengandalkan rudal dan bom konvensional meskipun sudah mendukung integrasi senjata generasi baru. Sementara F-47 dapat dikategorikan sebagai pesawat tempur generasi terbaru atau keenam apabila dapat menggendong senjata dengan energi terarah/directed energy weapons seperti laser sebagai sistem pertahanan terhadap rudal; baik rudal dari darat ke udara/surface to air missile (SAM) yang ditembakkan dari darat maupun kapal di permukaan seperti kapal induk; maupun rudal dari udara ke udara yang diluncurkan oleh pesawat lawan dalam sebuah pertempuran di udara.
Terakhir atau keenam terkait erat dengan pengolahan dan pemrosesan data. Pesawat tempur generasi terkini atau kelima seperti F-35 memang sudah dilengkapi dengan sensor fusion. Sebagai teknologi yang dapat mengintegrasikan data dari berbagai sensor menjadi suatu bidang visual yang koheren, sensor fusion dapat menghadirkan ruang lingkup bidang 360 derajat bagi penerbang di dalam kokpit pesawat tempur. F-47 kemungkinan besar akan didesain agar memiliki kapasitas pemrosesan data yang lebih besar dan jauh lebih cepat. Sensor fusion yang lebih canggih dan dapat berbagi data secara real-time dengan seluruh aset di medan pertempuran tentu akan sangat berpengaruh terhadap pertempuran udara di masa depan.
Baca juga:
Presentasi Presiden Trump tentang F-47 memang masih menghadirkan banyak pertanyaan. Namun seluruh dunia tentu menunggu penjelasan lebih lanjut dari Departemen Pertahanan/Department of Defense (DoD) yang berkedudukan di Pentagon maupun Boeing yang ditunjuk sebagai kontraktor proyek pesawat tempur generasi keenam oleh pemerintah AS.
Pesawat tempur generasi keenam diproyeksikan untuk membentuk karakteristik perang di masa depan. Perannya dalam akan sangat menentukan dalam berbagai peperangan di berbagai belahan dunia pada masa mendatang. Dua negara tengah berlomba mengembangkannya menjadi bagian utama dari alat utama sistem senjata yaitu AS dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT).{}