Helikopter TNI-AU. Sumber: Instagram TNI-AU.
Pertahanan Indonesia Menghadapi Ancaman Perang di Berbagai Belahan Dunia 

Date

Pernyataan Presiden di pengujung tahun menjadi peringatan bagi seluruh tumpah darah Indonesia agar mempersiapkan diri menghadapi berbagai kemungkinan, termasuk yang terburuk

Di pengujung 2024, tepatnya pada 4 Desember lalu, Presiden Kedelapan Republik Indonesia (RI), Prabowo Subianto mengingatkan jika perang sudah terjadi di berbagai belahan dunia. Pada Pembukaan Sidang Tanwir dan Resepsi Milad ke-112 Muhammadiyah itu, Presiden mengemukakan jika Negara-negara barat telah mengizinkan peluru-peluru jarak jauh mereka untuk menyerang Rusia.

Sementara itu, Rusia merespons juga akan menyerang negara-negara Barat menggunakan senjata-senjata yang paling mutakhir. Tak hanya Negara-negara barat melawan Rusia, konflik menurut Presiden RI juga terjadi di Taiwan dan Korea Utara. Selain itu, beliau juga menyinggung prediksi para pakar yang menyebutkan ada kemungkinan perang nuklir di Eropa. 

Dampak bagi Indonesia

Pernyataan Presiden di pengujung tahun menjadi peringatan bagi seluruh tumpah darah Indonesia agar mempersiapkan diri menghadapi berbagai kemungkinan, termasuk yang terburuk. Di tengah situasi dunia yang sedang mengalami gejolak di berbagai kawasan, Indonesia sebagai negara yang menganut politik luar negeri bebas aktif, mau tidak mau, suka atau tidak, perlu memainkan peran strategis dalam menghadapi ancaman global.

Baca juga:

Sebagai Panglima tertinggi Tentara Nasional Indonesia (TNI), presiden tentu memahami posisi geografis Indonesia yang sangat strategis karena berada di jalur perdagangan dunia. Hal itu menjadikan Indonesia yang terletak di antara dua benua yaitu Asia dan Australia serta dua samudra yaitu Samudra Hindia di sebelah barat dan Samudra Pasifik di Timur Laut rentan terhadap dampak konflik internasional.

Oleh sebab itu, tidak ada pilihan lain bagi Indonesia selain memperkuat TNI. Ke depan, memasuki tahun 2025, di satu sisi, Indonesia harus segera melakukan modernisasi alat utama sistem senjata (Alutsista). Sementara di sisi lain kemampuan personel militer atau sumber daya manusia (SDM) prajurit TNI juga harus terus menerus ditingkatkan untuk mengimbangi modernisasi Alutsista yang dilakukan.

Dinamika internasional yang terjadi, antara lain dengan penggunaan senjata-senjata mutakhir juga telah memberi peringatan agar Indonesia mempersiapkan diri menghadapi berbagai skenario terburuk. Pertahanan Indonesia idealnya dibangun dalam berbagai dimensi. Mulai dari darat yang dilakukan TNI-Angkatan Darat (AD), laut yang dirumuskan oleh TNI-Angkatan Laut (TNI-AL), udara yang diformulasikan oleh TNI-Angkatan Udara (TNI-AU) hingga di dunia maya yang akan disusun oleh matra siber yang akan segera dibentuk. 

Baca juga:

Peran Industri Pertahanan

Seperti pernah diutarakan seorang perwira sekaligus intelektual asal Prusia, Carl Phillip Gottfried von Clausewitz, yaitu “Perang adalah urusan yang terlalu penting untuk dipercayakan hanya kepada para jenderal”, maka seluruh tumpah darah Indonesia juga memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam menyusun postur pertahanan nasional.   

Salah satu elemen vital dalam pertahanan nasional di semua negara adalah industri pertahanan (Inhan) dalam negeri. Sebagai purnawirawan yang diberi amanah sebagai Ketua Forum Komunikasi Industri Pertahanan (Forkominhan), saya percaya bahwa kolaborasi antara pemerintah, TNI, dan seluruh sektor Inhan di dalam negeri harus diperkuat.

Indonesia sebagai negara terbesar di kawasan Asia Tenggara yang memiliki letak strategis di dunia ke depan harus mandiri dalam memproduksi alutsista untuk mengurangi ketergantungan terhadap Negara-negara lain. Pembangunan hingga pengembangan Inhan tidak sekadar untuk memperkuat kedaulatan negara, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca juga:

Transformasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Industri Strategis yang dilakukan Kementerian BUMN dengan membentuk DEFEND ID sebagai holding merupakan langkah strategis yang perlu diapresiasi. Namun apresiasi juga harus ditindaklanjuti dengan melakukan audit forensik dan restrukturisasi yang transparan.

Itu semua harus dilakukan terhadap seluruh perusahaan yang tergabung dalam DEFEND ID untuk memastikan Inhan Indonesia yang dikelola perusahaan negara dapat diandalkan sekaligus menjadi pilar yang kokoh dalam menjaga kedaulatan negara. Prioritas pembangunan pertahanan Indonesia juga membutuhkan arahan dari pimpinan nasional.

Setelah arahan ditentukan, baru kemudian para pelaku di dalam negeri akan menggunakan keputusan dari pimpinan sebagai dukungan untuk membangun dan mengembangkan sekaligus mendukung kemajuan industri pertahanan. Selanjutnya dalam perjalanan yang dipastikan akan diwarnai dengan berbagai dinamika, dibutuhkan konsistensi dari pimpinan terhadap keputusan yang telah dirilis sehingga industri pertahanan di tanah air memiliki patokan.

Baca juga:

Perang Modern

Namun, modernisasi alutsista, peningkatan SDM di kalangan prajurit TNI dan pembangunan serta pengembangan Inhan di dalam negeri belum cukup bagi Indonesia untuk menghadapi perang modern yang telah terjadi di berbagai belahan dunia. Perang generasi terkini membutuhkan partisipasi seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) terutama generasi muda. Sebagai negara yang menganut Sistem Pertahanan Rakyat Semesta (Sishankamrata), Indonesia dapat menghadapi ancaman global dengan melibatkan partisipasi rakyat dalam sistem pertahanan nasional. Namun bukan berarti dalam menghadapi perang, rakyat harus berada di garis depan.

Prajurit Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) TNI-AU. Sumber: Instagram TNI-AU.

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, yang terdiri dari sepertiga daratan, dua pertiga perairan, dan tiga pertiga wilayah udara, tentu saja harus segera dirumuskan prioritas sistem pertahanan seperti apa yang harus dibangun, dikembangkan sekaligus diperkuat. Perang yang terjadi di berbagai belahan dunia seperti yang disampaikan Presiden RI dalam pidatonya seperti dikutip pada awal artikel singkat ini juga telah menunjukkan dengan terang benderang perang seperti apa yang terjadi pada saat ini.

Penggunaan kekuatan udara oleh berbagai negara baik untuk bertahan maupun menyerang dengan jelas telah memperlihatkan arah kemajuan teknologi yang perlu dikembangkan oleh seluruh negara di dunia untuk membangun kekuatan pertahanan nasionalnya.{}

Share this

Baca
Artikel Lainnya