Sebagai pembina Gerakan Praja Muda Karana (Pramuka) di Gugus Depan (Gudep) Mantri Wira, saya merasa sangat antusias ketika membaca berita di berbagai media digital/dalam jaringan (Daring) tentang tujuh Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang membuka pendaftaran melalui jalur prestasi Pramuka.
Ketujuh PTN tersebut adalah:
- Institut Pertanian Bogor; khusus untuk prestasi terkait Pramuka baru dibuka untuk daerah Jawa Barat.
- Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Jati; Persyaratan pertama yaitu Aktif sebagai Anggota Pramuka sebagai Ketua Dewan Ambalan (Pradana), dan atau Dewan Kerja Ranting/Cabang/Daerah. Kedua, memiliki prestasi Internasional/Nasional di Bidang Kepramukaan sesuai rekomendasi Kwartir Daerah Jawa Barat (Jabar).
- Universitas Lampung (Unila); Salah satu persyaratannya adalah memiliki prestasi bidang pramuka pada tingkat nasional.
- Universitas Sebelas Maret (UNS); Memberikan persyaratan bagi calon mahasiswa yang menggeluti Pramuka sejak Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) lewat jalur Peserta Seleksi Mandiri Jalur Afirmasi Penelusuran Bibit Unggul.
- Universitas Syiah Kuala: Anggota pramuka bisa memilih jalur kepemimpinan/leadership.
- Universitas Negeri Jakarta (UNJ): Persyaratannya adalah; pertama, aktif sebagai Anggota Pramuka sebagai Dewan Ambalan atau Dewan Kerja Ranting/Cabang/Daerah. Kedua, mencapai tingkatan Pramuka Penegak Garuda. Ketiga, memiliki Prestasi Internasional/Nasional, Daerah, Cabang di Bidang Kepramukaan. Keempat, memiliki Keterampilan Kepramukaan, seperti Rescue, dan lain sebagainya, yang akan diuji kompetensikan oleh UNJ.
- Universitas Negeri Malang; Pernah menjadi ketua/wakil ketua organisasi sekolah seperti Pramuka.
Berita tersebut tentu saja menjadi kabar gembira bagi para peserta gerakan pramuka di seluruh Indonesia. Bagi Pembina seperti saya berita itu menjadi motivasi untuk terus melakukan pembinaan dengan mengintensifkan latihan agar peserta didik menjadi lebih berkualitas.
Baca juga:
Pembukaan jalur prestasi Pramuka memberi suntikan semangat sekaligus harapan agar semakin banyak generasi muda yang bertambah aktif. Mudah-mudahan ke depan, para peserta didik tidak hanya mengikuti gerakan pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler, namun menjadikannya sebagai bagian utama dari pembentukan jiwa kepemimpinan sekaligus pembangunan karakter/character building yang kuat.
Pada dasarnya, pendidikan pramuka bersifat non formal. Di luar pendidikan formal dan pendidikan keluarga. Sebagai pendidikan non formal, pembina memberikan pengetahuan kepada peserta didik. Pengetahuan dapat dibagi menjadi dua; pertama adalah pendidikan karakter. Kedua adalah pembekalan keterampilan/life skill yang diberikan melalui Satuan karya. Contohnya adalah pramuka yang setiap pekan berlatih di Gugus Depan (Gudep). Latihan yang diberikan setiap pekan menjadi tantangan bagi pembina bagaimana agar dapat dikemas menjadi menarik bagi peserta didik. Meskipun peserta didik menerima pelatihan secara terpisah antara laki-laki dan perempuan, perbedaan materi yang diberikan justru akan membuat para pembina menjadi lebih kreatif.
Baca juga:
Di luar perbedaan, sebenarnya berbagai materi pendidikan yang diberikan bermuara pada Dharma Pramuka yaitu Tri Satya dan Dasa Darma. Semua anggota harus mengetahui, memahami, dan juga menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ketiga janji yang harus ditepati setiap anggota Pramuka dan tertuang dalam isi Tri Satya.
Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
- Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan mengamalkan Pancasila
- Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat
- Menepati dasa darma.
Itulah inti dari pendidikan Pramuka di Indonesia. Jadi setiap anggota harus memiliki kehormatan untuk dapat menjalankan kewajiban sebagai makhluk Tuhan. Kemudian sebagai warga negara yang tinggal di Indonesia, peserta didik atau anggota gerakan Pramuka sejak tingkat Siaga hingga level Pembina harus yakin jika Pancasila adalah ideologi yang memang paling baik maupun cocok untuk Indonesia.
Jadi pada intinya peserta gerakan Pramuka memang dididik untuk bersama-sama membangun masyarakat Indonesia. Itu semua bertali temali erat dengan Dasa Darma Pramuka yang menjadi pedoman bagi setiap anggota untuk memiliki integritas yang sangat baik. Jika Dasa Darma dilaksanakan seperti tidak pernah berbohong dan bersuci dalam pikiran maka sebagai individu, anggota Pramuka pasti akan menjadi sosok yang dihargai di tengah masyarakat.
Baca juga:
Berikut 10 poin Dasa Darma Pramuka:
- Takwa kepada Tuhan yang Maha Esa.
- Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
- Patriot yang sopan dan ksatria.
- Patuh dan suka bermusyawarah.
- Rela menolong dan tabah.
- Rajin, terampil, dan gembira.
- Hemat, cermat, dan bersahaja.
- Disiplin, berani, dan setia
- Bertanggung jawab dan dapat dipercaya,
- Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan
Selanjutnya, selain pendidikan karakter, pengetahuan yang diberikan kepada para peserta didik adalah keterampilan/skill. Terkait keterampilan, dikerjakan oleh Satuan Karya (Saka); yang terdiri dari 12 bidang, yaitu:
- Saka Bahari untuk martitim
- Saka Dirgantara untuk keudaraan.
- Saka Bhayangkara untuk keamanan dan ketertiban.
- Saka Tarunabumi untuk pertanian.
- Saka Wanabakti untuk kehutanan.
- Saka Bakti Husada untuk kesehatan.
- Saka Kencana untuk kependudukan dan keluarga bencana.
- Saka Wira Kartika matra darat.
- Saka Kalpataru untuk lingkungan.
- Saka Widya Budaya Bakti untuk kebudayaan dan pendidikan usia dini.
- Saka Pariwisata untuk pariwisata.
- Saka Pom untuk pengawasan obat dan makanan.
Dari pemaparan yang telah dikemukakan, tentu tidak berlebihan jika pembina pramuka seperti saya memiliki harapan jalur prestasi Pramuka yang dibuka oleh tujuh PTN dapat membuka ruang untuk berkolaborasi. Kerja sama kedua belah pihak tentu akan memberikan kontribusi positif, baik bagi PTN maupun gerakan pramuka.{}