Anggota Gerakan Pramuka. Foto: IG@komunitas_pramuka_indonesia
Pramuka, Pancasila dan Indonesia

Date

Pada peringatan Hari Ulang Tahun Praja Muda Karana (HUT Pramuka) ke-63, Rabu, 14 Agustus 2024, Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres RI) Ma’ruf Amin kembali menegaskan semangat kebangsaan yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila. 

Menurut Wapres pada acara yang digelar di Lapangan Utama Bumi Perkemahan dan Graha Wisata (Buperta) Cibubur, Harjamukti, Jakarta Timur, seorang pramuka pastilah seorang pancasilais dan seorang pancasilais sejati pasti mencerminkan semangat dan jiwa kepramukaan. 

Wapres yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Pembimbing Nasional Gerakan Pramuka, menyatakan bahwa Tri Satya Pramuka memiliki tiga unsur, yaitu religi, nasionalisme, dan kemanusiaan yang melebur menjadi satu dengan sila-sila dalam Pancasila. 

Tri Satya Pramuka berasal dari dua kata, yakni Tri yang bermakna tiga, dan juga Satya yang memiliki arti janji. Tri Satya bisa diartikan sebagai tiga ikrar janji yang harus ditepati oleh setiap anggota Pramuka. Berikut tiga poin dari Tri Satya Pramuka yang harus ditaati oleh semua anggota Pramuka, mulai dari tingkat Siaga, Penggalang, Penegak, Pandega hingga Pembina:

Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh:

  1. Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan mengamalkan Pancasila.
  1. Menolong sesama hidup, ikut serta membangun masyarakat.
  1. Menepati Dasa Darma.

Pada acara HUT ke 63 bertajuk “Pramuka Berjiwa Pancasila Menjaga NKRI” itu, Wapres juga mengungkapkan keyakinannya jika Pramuka akan melahirkan banyak calon pemimpin bangsa yang siap dan tangguh dalam menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks. Wapres juga mengingatkan tentang perkembangan dunia yang begitu cepat juga memunculkan berbagai tantangan; mulai dari konflik geopolitik global, perubahan iklim, ancaman ketahanan pangan dan energi, kejahatan teknologi, hingga ketimpangan pembangunan.

Pernyataan Wapres tersebut memberikan pesan yang sangat relevan untuk pembinaan generasi muda di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sebagai seorang pembina di gerakan Pramuka, ada beberapa poin penting yang perlu dikemukakan dalam artikel singkat ini; pertama terkait dengan Tri Satya Pramuka dan ditekankan Wapres meliputi religi, nasionalisme dan nilai-nilai humanisme adalah nilai-nilai yang berbanding lurus dengan kelima sila yang ada di dalam Pancasila. Jadi tidak perlu lagi dijelaskan dengan panjang lebar bahwa Gerakan Pramuka memiliki peran penting dalam menginternalisasi Pancasila pada masing-masing pribadi yang menjadi peserta didik. Tri Satya sebagai janji dasar tidak hanya menjadi simbol, tetapi juga harus diterapkan dalam setiap kegiatan pramuka. Dari perspektif seorang pembina yang aktif berkegiatan di Gugus Depan (Gudep) Pramuka, dituntut pemahaman yang mendalam dan kontekstual terhadap Pancasila. Apabila itu semua dapat dilakukan sesuai dengan yang diharapkan maka pembina dapat dipastikan dapat menjadi sosok teladan yang memberikan contoh yang baik kepada para peserta didik.  

Peserta Gerakan Pramuka. Foto: IG@komunitas_pramuka_indonesia

Kedua terkait dengan harapan Wapres yang mengemukakan jika pramuka merupakan wahana yang akan melahirkan banyak calon pemimpin bangsa. Harapan itu sesungguhnya merupakan tanggung jawab bagi pembina pramuka, karena pembentukan karakter seorang pemimpin harus dimulai sejak dini. Pramuka harus menjadi wadah yang mengasah keterampilan kepemimpinan, kemampuan berkomunikasi, hingga melatih proses pengambilan keputusan yang didasari oleh nilai-nilai Pancasila. Dalam hal ini, pembina harus memastikan bahwa kegiatan pramuka tidak hanya berfokus pada aspek teknis dan fisik, tetapi juga pada pembentukan moral dan etika yang kuat. Pemimpin yang tangguh adalah pemimpin yang mampu menjunjung tinggi keadilan, kejujuran, dan keberagaman yang semuanya menjadi bagian integral dari Pancasila.

Ketiga terkait dengan berbagai tantangan global dan domestik yang dihadapi Indonesia, seperti perubahan iklim, konflik geopolitik, dan ketimpangan pembangunan, Pramuka diharapkan dapat lebih peka dalam menyikapi berbagai isu global dengan menjadikan Pancasila yang merupakan ideologi bangsa sebagai bagian dari solusi. Oleh sebab itu pembina perlu dengan segera memutakhirkan/upgrading metode dan materi pembelajaran agar dapat menyesuaikan dengan dinamika global yang sedang menjadi tren. Jika itu semua dapat dilakukan, maka Gerakan Pramuka tidak akan ketinggalan zaman atau perlahan namun pasti menghilang digilas perubahan yang terjadi di berbagai lini. Pengenalan teknologi dan penggunaan media sosial sebagai sarana untuk memperkenalkan Pramuka dan Pancasila dapat dilakukan peserta didik yang didampingi pembina. 

Terakhir atau keempat sekaligus yang terpenting tema yang diangkat yaitu  “Pramuka Berjiwa Pancasila Menjaga NKRI” menegaskan pentingnya integrasi nilai-nilai kebangsaan dalam setiap aspek kegiatan pramuka. Artinya setiap program dan kegiatan harus dirancang sedemikian rupa agar mempromosikan dan menginternalisasi nilai-nilai Pancasila. Sebagai pembina, penting untuk selalu mengevaluasi kegiatan yang dilakukan sekaligus memastikan jika tujuan-tujuan yang ditargetkan dapat tercapai. Ke depan juga diharapkan seluruh anggota pramuka dapat selalu bersikap kritis dalam menilai perannya dalam menjaga keutuhan NKRI.

Semoga empat poin sekaligus harapan yang telah dikemukakan dapat direalisasikan oleh para pembina Gerakan Pramuka. Mudah-mudahan para pemimpin yang menjalankan roda organisasi mulai dari level tertinggi yaitu Kwartir Nasional (Kwarnas), Kwartir Daerah (Kwarda), Kwartir Cabang (Kwarcab) hingga Kwartir Ranting (Kwaran) dapat mewujudkan harapan Wapres agar Pramuka dapat melahirkan banyak calon pemimpin bangsa yang siap dan tangguh dalam menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks.{}  

Share this

Baca
Artikel Lainnya