Pada patroli bersama yang digelar selama dua hari sejak 25 hingga 26 Mei 2024, TNI-AU mengerahkan dua jet tempur F-16 C/D dari Pangkalan TNI-AU (Lanud) Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Provinsi Riau.
Setelah lepas landas/take off, dua F-16 Fighting Falcon TNI-AU yang diterbangkan Letnan Satu (Lettu) Penerbag (Pnb) Galih Rakasiwi dan Lettu (Pnb) Ghazi Umar Marzuq, bertemu dengan dua F-18 Hornet TUDM di langit Selat Malaka.
Dikutip dari siaran pers Dinas Penerangan (Dispen) TNI-AU, Komandan Lanud (Danlanud) Roesmin Nurjadin, Marsekal Pertama (Marsma) TNI Feri Yunaldi, mengemukakan kerja sama dengan TUDM bertujuan menjaga keamanan dan stabilitas kedua negara. Menurutnya peningkatan komitmen hubungan bilateral sangat penting mengingat Selat Malaka merupakan salah satu jalur perairan terpadat di dunia yang harus dijaga dengan ekstra. Selain itu, Patkor Malindo juga digelar untuk menunjukkan tekad kedua negara dalam menjaga keamanan kawasan, yang pada akhirnya akan mendukung pertumbuhan ekonomi dan stabilitas regional.
Strategi Dua Negara
Selain menjaga keamanan dan stabilitas kedua negara, seperti yang dikemukakan Danlanud Roesmin Nurjadin, patroli bersama Fighting Falcon TNI-AU dan Hornet TUDM juga memperlihatkan strategi bersama Indonesia dan Malaysia negara dalam menjaga wilayah perbatasan kritis kedua negara.
Sebagai wilayah perbatasan kritis/critical border Indonesia dan Malaysia, sekaligus salah satu jalur pelayaran terpadat di dunia, kedua negara memang perlu merumuskan bersama strategi untuk meningkatkan sinergi dalam empat aspek sebagai berikut:
- Keamanan dan Stabilitas Regional; patroli bersama kedua negara di atas wilayah perairan digelar untuk menjaga keamanan dan stabilitas di Selat Malaka. Selain itu patroli juga dapat dijadikan upaya preventif sekaligus langkah antisipasi untuk mencegah berbagai potensi aktivitas ilegal seperti perompakan, penyelundupan, dan terorisme atau bajak laut di wilayah perairan yang dapat mengancam keamanan kawasan.
- Kerjasama Bilateral; mempererat komitmen dan hubungan bilateral antara Indonesia dan Malaysia, terutama yang berkaitan dengan pertahanan udara. Patroli udara bersama juga menunjukkan koordinasi yang baik dan sinergi antar angkatan udara kedua negara yang sangat penting dalam menghadapi ancaman bersama.
- Perlindungan Ekonomi: Selat Malaka adalah jalur perdagangan vital yang menghubungkan Samudra Hindia dan Pasifik. Oleh sebab itu patroli terkoordinasi merupakan sebuah upaya bersama dari kedua negara yang sangat dibutuhkan untuk memastikan keamanan jalur perdagangan yang sangat penting bagi kelancaran perekonomian regional dan global.
- Unjuk Kekuatan dan Kemampuan: Terakhir, sekaligus yang terpenting, patroli bersama juga berfungsi sebagai ajang unjuk kekuatan udara dan kemampuan operasional sekaligus mendemonstrasikan keterampilan para penerbang tempur dari kedua negara. Unjuk kekuatan udara juga memperlihatkan kesiagaan tempur/combat readiness TNI- AU dan TUDM dalam menghadapi potensi ancaman di Selat Malaka.
Dampak Strategis
Apabila kedua negara serumpun yaitu Indonesia dan Malaysia dapat mempererat kerja sama dalam empat aspek yang telah dikemukakan sebelumnya, setidaknya ada tiga dampak strategis yang dapat diperlihatkan kepada negara-negara lain; baik negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang menjadi anggota Association of Southeast Asian Nation (ASEAN) hingga yang berada di wilayah Asia.
Ketiga dampak strategis tersebut adalah, yaitu: Pertama, peningkatan kesiapsiagaan militer, terutama Angkatan Udara, mengingat patkor dapat meningkatkan kesiapsiagaan dan interoperabilitas antara TNI-AU dan TUDM, yang pada masa depan sangat dibutuhkan ketika menghadapi situasi darurat atau konflik bersenjata di perairan Selat Malaka. Kedua, sinyal kepada pihak ketiga; patroli juga mengirimkan sinyal kepada negara-negara lain, terutama di kawasan Asia Tenggara dan Asia bahkan dunia jika Indonesia dan Malaysia serius dalam menjaga stabilitas dan keamanan Selat Malaka dari berbagai potensi gangguan hingga ancaman. Terakhir atau ketiga adalah penguatan diplomasi pertahanan udara; Selain aspek militer, patroli juga memperkuat diplomasi pertahanan terutama pertahanan udara/air diplomacy Indonesia dengan Malaysia. Selain itu, patroli kedua negara juga menunjukkan komitmen bersama dalam menjaga keamanan regional dan mendukung garis kebijakan politik luar negeri dan kepentingan nasional kedua negara.
Beranjak dari empat aspek dan tiga dampak yang telah diuraikan, dapat disimpulkan jika Patkor Malindo Siri 1/2024 adalah langkah strategis yang signifikan dalam menjaga keamanan dan stabilitas di Selat Malaka. Melalui kerjasama yang erat antara TNI-AU dan TUDM, Indonesia dan Malaysia dapat memastikan keamanan jalur perdagangan vital, meningkatkan hubungan bilateral, dan menunjukkan komitmen kuat dalam menjaga keamanan dan stabilitas regional. Selain itu, patroli juga meningkatkan kesiapsiagaan dan kemampuan operasional kedua angkatan udara, serta memperkuat diplomasi pertahanan Indonesia di kawasan Asia Tenggara.
Tindak Lanjut
Oleh sebab itu, sangat disayangkan jika patroli bersama hanya dilakukan selama dua hari untuk pertama sekaligus terakhir kalinya. Keberhasilan patroli bersama perlu ditindaklanjuti oleh kedua negara untuk menunjukkan eksistensi TNI-AU dan TUDM di wilayah udara kedaulatan Indonesia dan Malaysia.
Berikut beberapa pertimbangan patroli kedua negara perlu dilanjutkan secara periodik:
- Ancaman yang Meningkat: Selat Malaka adalah titik panas/hotspot, terutama bagi ancaman keamanan seperti perompakan, penyelundupan, dan aktivitas teroris serta bajak laut. Patroli yang berkelanjutan dan terkoordinasi dengan baik akan memastikan bahwa ancaman-ancaman tersebut dapat dideteksi dan ditangani secara efektif.
- Konsistensi Pengawasan: Patroli yang berkelanjutan akan memberikan pengawasan yang konsisten terhadap wilayah udara dan perairan Selat Malaka sekaligus dapat mencegah celah yang berpotensi dimanfaatkan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
- Latihan Berkelanjutan: Rutinitas patroli bersama akan meningkatkan interoperabilitas antara TNI-AU dan TUDM yang sangat penting untuk memastikan bahwa kedua angkatan udara dapat bekerja sama dengan efektif dan efisien dalam situasi darurat.
- Pengembangan Kemampuan: Latihan dan patroli bersama dapat digunakan sebagai platform untuk berbagi teknologi, taktik, dan strategi baru, meningkatkan kemampuan keseluruhan kedua angkatan udara.
- Penguatan Hubungan Bilateral: Patroli yang berkelanjutan akan memperkuat kepercayaan dan kerjasama antara Indonesia dan Malaysia, yang sangat penting untuk stabilitas kawasan.
- Diplomasi Pertahanan: Patroli bersama yang rutin dan berkesinambungan dapat digunakan sebagai alat diplomasi pertahanan untuk menunjukkan komitmen kedua negara terhadap keamanan regional dan stabilitas.
Dari enam uraian yang telah disampaikan, maka dapat disimpulkan jika Patkor Malindo adalah upaya strategis dari kedua negara yang harus ditindaklanjuti secara intensif. Gemuruh F-16 Fighting Falcon TNI-AU dan F-18 Hornet TUDM harus terus menerus terdengar di atas perairan Selat Malaka. Mudah-mudahan kerja sama Indonesia dan Malaysia dapat dijadikan contoh negara-negara ASEAN yang lain untuk menjaga kedaulatan negara di udara secara bersama-sama dengan negara lain. Semoga kolaborasi dapat memberikan inspirasi.{}