Helikopter tempur. Foto: Pexels.com/Boris Hamer
Peta Jalan Industri Pertahanan Indonesia

Date

Menteri Pertahanan Republik Indonesia (RI), Prabowo Subianto, menerima courtesy call Duta Besar Ceko untuk Indonesia, Yang Mulia/His Excellency Mr. Jaroslav Doleček di Ruang Kerja Kementerian Pertahanan (Kemhan), Jakarta, Senin, 25 Maret 2023.

Dikutip dari laman Kemhan, hubungan kerja sama pertahanan antara RI dan Ceko sudah berlangsung sejak lama dan kedua pihak menghendaki agar terus ditingkatkan. Ke depan, diharapkan kerja sama tidak hanya dilakukan terkait dengan transfer teknologi, tetapi juga di ranah penelitian dan pengembangan (litbang) serta offset sesuai dengan kebijakan pemerintah RI.     

Menhan RI mengemukakan memandang positif kerja sama pertahanan bilateral dengan Republik Ceko dalam pengadaan alat utama sistem senjata (Alutsista) dan kerja sama industri pertahanan (Inhan). 

Dikutip dari sumber yang sama, Ceko memiliki keunggulan di bidang teknologi sistem radar dan komunikasi, baik untuk kepentingan sipil maupun militer, sehingga RI dapat memanfaatkan keunggulan Ceko untuk pengembangan Inhan nasional. 

Selama beberapa tahun terakhir, kerja sama kedua negara juga mengalami kemajuan signifikan. RI-Ceko telah membentuk komite bersama di bidang Inhan. Tak hanya itu, komite juga telah melakukan beberapa pertemuan untuk membicarakan dan menggali potensi kerja sama kedua negara di bidang Inhan. 

Selain dengan Ceko, perlu dicatat dengan cetak tebal jika pemerintah RI juga menjalin berbagai kerja sama bilateral dengan negara-negara lain. Mulai dari Prancis, Belanda, hingga negara Timur Tengah seperti Uni Emirat Arab dan negara-negara di Benua Asia seperti Jepang dan Korea Selatan (Korsel). Bahkan dengan Korsel, RI telah berkomitmen untuk bekerja sama membangun pesawat tempur generasi 4,5 yaitu KF-21 Boramae.    

Sebagai sebuah negara kepulauan terbesar di dunia sekaligus terluas di Kawasan Asia Tenggara, tentu banyak sekali negara yang ingin menjalin kerja sama atau berkolaborasi dengan RI di berbagai lini. Mulai dari kerja sama di bidang kelautan, pertanian, perdagangan, pendidikan hingga Inhan. Namun sebelum memutuskan untuk memulai kerja sama dengan negara manapun di berbagai belahan dunia, RI terlebih dahulu harus merumuskan peta jalan/road map untuk pembangunan Inhan. 

Dari hasil diskusi dengan rekan-rekan di Forum Komunikasi Industri Pertahanan (Forkominhan), sebagai Ketua dari forum tersebut, saya merasa perlu untuk menyampaikan secara tertulis berbagai ide yang mengemuka. Selain itu, dalam perspektif seorang industrialis, memang perlu dirumuskan peta jalan pembangunan sekaligus pengembangan Inhan di RI yang akan diuraikan dalam lima tahap sebagai berikut:    

Tahap Pertama

Pada fase awal, terlebih dahulu harus dilakukan analisis kebutuhan pertahanan.  Ada tiga hal yang harus diidentifikasi, yaitu:

  1. Ancaman dan risiko hingga kebutuhan di sektor pertahanan harus disusun berdasarkan prioritas yang dihadapi.
  1. Evaluasi Infrastruktur Pertahanan yang dimiliki sekaligus mengidentifikasi kelemahan serta kekurangan yang perlu diperbaiki.
  1. Konsultasi dengan seluruh pemangku kepentingan/stakeholders, mulai dari Tentara Nasional Indonesia dari tiga matra – baik darat, laut hingga udara, kemudian pemerintah, termasuk Kementerian Pertahanan, Keuangan, Perindustrian, dan kementerian terkait lainnya hingga Presiden sebagai Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata dan lembaga-lembaga terkait lainnya seperti Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)-RI untuk merumuskan kebutuhan pertahanan secara terencana, sistematis dan spesifik.

Tahap Kedua 

Setelah selesai melakukan identifikasi dan memperoleh berbagai masukan dari seluruh pemangku kepentingan, rencana pengembangan Inhan dapat dirumuskan dengan mempertimbangkan tiga hal yaitu:

  1. Menetapkan rencana penelitian dan pengembangan/research and development untuk menghasilkan teknologi dan produk yang sesuai dengan kebutuhan pertahanan.
  1. Membangun kemitraan strategis dengan institusi pendidikan, lembaga riset, dan industri lainnya untuk mempercepat pengembangan teknologi dan inovasi baik pada tataran domestik maupun secara internasional.
  1. Mengalokasikan sumber daya untuk meningkatkan infrastruktur produksi, termasuk fasilitas manufaktur dan laboratorium pengujian.
Kapal selam. Foto: 12019 / Pixabay

Tahap Ketiga

Fase ini menjadi sangat penting sekaligus signifikan dalam menentukan masa depan Inhan Indonesia karena telah memasuki level produksi dan implementasi, yaitu:

  1. Manufaktur produk pertahanan berupa Alutista untuk matra darat, laut dan udara sesuai dengan standar keamanan dan kualitas yang ditetapkan.
  1. Melakukan uji coba terhadap produk-produk pertahanan untuk memastikan kinerja dan keandalan termasuk kelemahan dan kekurangan untuk perbaikan ke depan.
  1. Memasok produk-produk pertahanan kepada pihak militer dan mengintegrasikannya dalam operasi pertahanan sesuai dengan kebutuhan.

Tahap Keempat

Terkait erat dengan pemeliharaan/maintenance dan peningkatan/upgrade ditujukan untuk menjaga kesiapan operasional Alutsista serta upgrade kemampuan agar Alutsista lebih berdaya guna, dengan tiga metode yaitu:

  1. Menyediakan layanan pemeliharaan dan perawatan produk pertahanan untuk memastikan kinerjanya tetap optimal.
  1. Terus melakukan inovasi dan pengembangan produk untuk meningkatkan kemampuan pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sesuai dengan perkembangan teknologi dan perkembangan zaman.
  1. Mengadakan program pelatihan untuk personel agar mampu mengoperasikan dan memelihara peralatan militer sesuai standar yang ditetapkan.

Tahap Kelima

Pada tahap terakhir, perlu dilakukan evaluasi dan revisi secara menyeluruh/komprehensif, yaitu:

  1. Melakukan evaluasi terhadap kinerja industri pertahanan secara keseluruhan beserta produk-produk Alutsista maupun Alat Peralatan Pertahanan Keamanan yang telah dihasilkan dan diuji coba dalam berbagai operasi.
  2. Menginventarisir umpan balik/feed back dari pihak militer untuk memperbaiki kekurangan dan meningkatkan keunggulan produk.
  1. Menyesuaikan rencana pengembangan Inhan berdasarkan evaluasi dan umpan balik yang diterima untuk mencapai efisiensi dan efektivitas yang lebih baik.

Apabila para pemangku kepentingan dapat mengikuti lima tahapan peta jalan yang telah disampaikan secara terstruktur dan sistematis, saya optimis Inhan di Indonesia dapat memenuhi kebutuhan pertahanan negara secara efektif sekaligus efisien.{}

Share this

Baca
Artikel Lainnya