F-5 Tiger, Jet Tempur Legendaris Generasi Ketiga dalam Konflik di Laut Merah

Date

Pada penghujung 2023, menjelang perayaan tahun baru 2024, dunia dikejutkan dengan pertempuran yang pecah antara tentara Amerika Serikat (AS) dengan Kelompok Houthi di Laut Merah. Tiga kapal dilaporkan tenggelam dan sepuluh anggota kelompok Houthi tewas, Minggu, 31 Desember 2023.

Media arus utama (mainstream) di Indonesia memberitakan pertempuran bersenjata di penghujung tahun itu menjadi penanda berlanjutnya konflik antara Hamas melawan Israel di Jalur Gaza hingga Laut Merah. Konflik bersenjata di kawasan Timur Tengah tersebut diprediksi akan terus berlangsung sepanjang 2024.

Kelompok Houthi di Yaman dilaporkan hanya memiliki satu unit jet tempur F-5 Tiger yang sudah usang. Perbandingan dengan lawannya, AS dan koalisinya, sangat kontras. AS dan negara-negara sekutunya dipersenjatai jet tempur canggih. Salah satunya adalah F-35 yang dijuluki “Lightning II”.

Meskipun perlengkapan militer dianggap kurang memadai, Houthi yang berasal dari Yaman telah berhasil menciptakan kekacauan dengan melakukan serangan terhadap kapal-kapal kargo yang terkait dengan Israel di Laut Merah. Dikutip dari sindonews.com, seorang jurnalis yang meliput Pentagon untuk Air & Space Forces Magazine, Chris Gordon, mengungkapkan jika seorang pejabat AS menyatakan bahwa jet F-5 tidak efektif dalam pertempuran.

Pejabat Departemen Pertahanan Negeri Paman Sam itu mengemukakan jika potensi ancaman yang diakibatkan oleh jet tempur buatan AS tersebut seharusnya tidak menjadi kekhawatiran besar. Kelompok Houthi, yang mendapat dukungan dari Iran, terus melancarkan serangan terhadap kapal-kapal kargo di Laut Merah, yang kemudian memicu tindakan balasan dari AS dan sekutunya dalam bentuk serangan udara.

Houthi, yang mengklaim sebagai pemerintah sah di Yaman, hanya memiliki satu unit jet tempur F-5 yang berhasil direbut dari pasukan pemerintah selama perang saudara. Seorang analis Yaman, Joshua Koontz, yang dikutip oleh Business Insider, Kamis 18 Januari 2024, mengemukakan jika pesawat tua tersebut muncul secara mengejutkan saat melintasi jalan layang pada parade militer Houthi di Sanaa, Yaman, pada September tahun lalu. Sebaliknya, AS adalah sebuah negara adidaya yang dikenal memiliki Angkatan Udara terkuat di dunia yaitu United States Air Force (USAF).

The Drive melaporkan bahwa pesawat Houthi kemungkinan merupakan salah satu dari 12 pesawat yang dikirim ke Yaman oleh AS pada akhir 1970-an. Satu skadron F-5 dikirim AS pada era Perang Dingin untuk mencegah keterlibatan Uni Soviet dalam pertempuran di Yaman. F-5, sebagai pesawat tempur supersonik yang diluncurkan oleh militer AS pada tahun 1960-an dan 1970-an, telah mengalami berbagai pembaruan. Meskipun tahan lama dan relatif ekonomis, pesawat tempur ini diberikan kepada beberapa sekutu AS pada 1970-an.

F-5 TNI-AU

F-5 Tiger adalah pesawat tempur ringan yang pertama kali dikembangkan oleh Northrop pada tahun 1959. Pesawat tempur generasi ketiga ini memasuki layanan aktif pada tahun 1962. Dirancang sebagai pesawat tempur dengan harga yang terjangkau namun dapat dioperasikan dan dipelihara dengan biaya yang tidak terlalu mahal. Pesawat berkursi tunggal/single dan ganda/double ini menawarkan manuverabilitas yang baik dan kecepatan tinggi.

Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Udara (TNI-AU), pernah mengoperasikan F-5 Tiger sebagai pesawat tempur untuk menjaga kedaulatan negara di udara. Satu skadron Tiger pernah ditempatkan di Pangkalan TNI-AU Iswahjudi, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Sebagai penerbang Skadron 14 Lanud Iswahjudi, saya pernah menerbangkan sekaligus menguji kekuatan “Sang Macan”. Kelebihan pesawat ini adalah dapat mencapai kecepatan maksimum dalam waktu yang singkat dan memiliki kemampuan untuk melakukan manuver yang memadai.

Penerbang tempur/fighter pilot F-5 Tiger harus memiliki keterampilan dogfighting yang kuat dan didukung dengan taktik yang cerdik, karena Tiger tidak memiliki kemampuan tembak jarak jauh seperti pesawat tempur generasi selanjutnya. Penerbang juga perlu memahami batasan dan kekuatan pesawat untuk mengoptimalkan kinerja dalam suatu pertempuran udara/dogfight.

Sebagai jet tempur terbaik di generasi ketiga, F-5 Tiger memiliki beberapa kelebihan yang membuatnya menonjol pada masanya, terutama sebagai pesawat tempur ringan yang dapat dioperasikan dengan biaya rendah. Berikut beberapa kelebihannya:

  1. Manuver
    Dirancang dengan penekanan pada manuverabilitas, pesawat memiliki kemampuan manuver yang baik dan memungkinkan penerbang untuk melakukan gerakan yang lebih dinamis dalam pertempuran udara.
  2. Berkecepatan Tinggi
    Memungkin F-5 Tiger mendekati dan menghindari ancaman musuh dengan cepat.
  3. Biaya Operasional Rendah
    Salah satu tujuan utama pengembangannya adalah menciptakan pesawat tempur yang dapat dioperasikan dengan biaya rendah. Hal itu membuatnya menjadi pilihan yang ekonomis bagi banyak negara yang membutuhkan kekuatan udara yang andal tanpa harus membebani anggaran.
  4. Kemampuan Pengintaian
    Meskipun bukan pesawat pengintaian murni, jet tempur dapat dilengkapi dengan kamera dan sensor ringan untuk mendukung misi pengintaian taktis
  5. Fleksibilitas dalam Penggunaan
    Dapat digunakan dalam berbagai peran, termasuk penyerangan darat, pertahanan udara, dan dukungan udara dekat. Berbagai peran pesawat membuatnya dapat diadaptasi untuk memenuhi kebutuhan berbagai skenario pertempuran.
  6. Kemampuan Pelatihan
    Sering digunakan sebagai pesawat latihan karena sederhana dalam desain dan operasionalnya. Hal ini membuatnya cocok untuk melatih pilot baru atau untuk meningkatkan keterampilan pilot yang lebih berpengalaman.
  7. Bentuknya yang ramping
    Bentuk ramping F-5 Tiger sulit dideteksi dengan mata. Hal itu menguntungkan dalam pertempuran udara ke udara jarak dekat. Selain itu dengan bentuknya yang ramping menjadikannya memperoleh radar cross section hanya dua meter persegi. Hal itu menyebabkan pesawat baru dapat dideteksi oleh radar pada jarak yang relatif dekat.
Jet Tempur F-5. (Foto: Northropgrumman)

Jadi dari berbagai kelebihan yang telah diutarakan, meskipun F-5 Tiger tidak sekompleks atau sekuat pesawat tempur modern generasi berikutnya, kelebihan-kelebihan tersebut menjadikannya pesawat yang cukup andal pada masanya, terutama untuk negara-negara yang memiliki anggaran pertahanan terbatas atau minim.

Selain kelebihan, “Sang Macan Terbang” juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain:

  1. Kapasitas Senjata Terbatas, terutama jika dibandingkan dengan pesawat tempur modern generasi berikutnya. Keterbatasan ini dapat membatasi kemampuan pesawat dalam pertempuran udara atau serangan darat yang melibatkan penggunaan senjata canggih.
  2. Keterbatasan Avionik
    Sebagai pesawat generasi ketiga, F-5 memiliki avionik yang kalah canggih dibandingkan dengan pesawat tempur generasi berikutnya seperti sistem radar yang kurang canggih dan kemungkinan terbatasnya kemampuan pengawasan udara dan deteksi target.
  3. Keterbatasan Jangkauan dan Daya Tahan yang membatasi jangkauan operasional dan waktu terbangnya.
  4. Rentan terhadap Pesawat Modern:
    Dalam pertempuran udara dengan pesawat tempur generasi yang lebih tinggi, F-5 mungkin rentan terhadap pesawat dengan teknologi yang lebih canggih dan senjata jarak jauh yang lebih efektif.
  5. Keterbatasan dalam Pemeliharaan dan Upgrade
    Seiring berjalannya waktu, pemeliharaan pesawat yang sudah tua bisa menjadi lebih rumit dan mahal. Selain itu, kemungkinan untuk meng-upgrade sistem dan avionik F-5 menjadi terbatas sehingga membuatnya sulit bersaing dengan pesawat tempur yang telah menjalani modernisasi signifikan.
  6. Rentan terhadap Sistem Pertahanan Udara Modern:
    Jet tempur kurang efektif menghadapi sistem pertahanan udara modern yang canggih, seperti rudal darat-ke-udara dan sistem pertahanan udara jarak jauh.
  7. Bentuk yang ramping berdampak pesawat hanya bisa membawa bahan bakar yang terbatas. Hal itu menyebabkan endurance hanya sebentar, apalagi bila menggunakan after burner. Selain itu keterbatasan bahan bakar menyebabkan jarak jangkau operasional menjadi tidak jauh.

Dari uraian tentang kelebihan dan kekurangan yang telah dikemukakan di atas, pada akhir 1980-an, tepatnya pada 1989, TNI-AU akhirnya memutuskan untuk melakukan modernisasi Alat utama sistem senjata (Alutsista), dan menggantikan F-5 Tiger dengan F-16 Fighting Falcon.{}

Share this

Baca
Artikel Lainnya