Foto: Pixabay
Penerbangan Aerobatik, Pertunjukan Soft Power Negara di Udara

Date

Penerbangan aerobatik juga memiliki potensi strategis untuk menjadi salah satu instrumen soft power bagi suatu negara, termasuk Indonesia.

Pada akhir pekan, setiap Sabtu pagi, saya selalu meluangkan waktu untuk terbang aerobatik. Operasi penerbangan yang selalu dimulai dengan persiapan pesawat dilakukan di Bandar Udara (Bandara) Wiladatika, Bumi Perkemahan dan Graha Wisata (Buperta) Cibubur, Jakarta Timur. Tidak sekadar menampilkan berbagai aksi di udara, penerbangan aerobatik ternyata juga memiliki potensi strategis untuk menjadi salah satu instrumen soft power bagi suatu negara, termasuk Indonesia.

Dalam Ilmu Hubungan Internasional, soft power adalah sebuah konsep yang mengacu pada kemampuan suatu negara untuk memengaruhi dan membentuk opini, preferensi, dan perilaku negara lain melalui daya tarik pada suatu bidang, bukan melalui kekerasan atau tekanan ekonomi. Seorang ilmuwan politik yang pernah menjabat sebagai Asisten Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) untuk Urusan Keamanan Internasional, Joseph Nye, memperkenalkan istilah soft power untuk pertama kali pada 1990.

Berbagai elemen, mulai dari kebudayaan, nilai-nilai politik, kebijakan luar negeri yang inklusif hingga pendidikan dan atraksi para penerbang aerobatik di udara merupakan elemen soft power yang dapat dimanfaatkan untuk memperoleh pengaruh positif bagi suatu negara. Sebagai lawan dari hard power yang mengedepankan mobilisasi kekuatan militer atau sumber daya ekonomi, soft power sifatnya lebih persuasif dan tidak represif.

Ada banyak sekali contoh soft power yang dapat dikemukakan, mulai dari ekspor kebudayaan seperti film, musik dan karya sastra, diplomasi olahraga, pertukaran pelajar hingga bantuan kemanusiaan serta promosi nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia hingga pelestarian lingkungan hidup. Dalam hubungan bilateral yang dilakukan oleh dua negara, hingga trilateral yang melibatkan tiga negara sampai multilateral yang dilakukan banyak negara, soft power dapat memberikan dukungan/support bagi suatu negara untuk membangun hubungan yang lebih baik dengan negara-negara lain. Selain itu, soft power juga dapat meningkatkan daya tarik, dan membangun reputasi suatu negara, baik di kawasan maupun secara global.

Kembali ke penerbangan aerobatik, soft power dapat ditunjukkan dengan partisipasi suatu negara pada pertunjukan udara yang biasanya digelar dalam pameran dirgantara internasional. Partisipasi dapat ditampilkan oleh angkatan udara masing-masing negara maupun secara perseorangan yang dikenal dengan solo aerobatik.

7 Kontribusi Para Penerbang Aerobatik

Berikut tujuh kontribusi yang dapat diberikan oleh para penerbang aerobatik, baik yang terbang di dalam tim maupun perseorangan untuk membangun soft power suatu negara:

  1. Promosi Identitas dan Citra Positif
    Pertunjukan penerbangan aerobatik dapat membangun citra positif. Keterampilan penerbang dan kemampuan pesawat yang ditampilkan dalam pertunjukan dapat menjadi simbol keunggulan teknologi dan keterampilan para penerbang, baik dari kalangan sipil maupun militer.
  2. Diplomasi Kultural dan Diplomasi Publik
    Pameran udara internasional sering menjadi forum untuk berbagi berbagai aspek budaya dan seni yang terkait dengan penerbangan. Partisipasi dalam pameran dapat meningkatkan pemahaman lintas budaya dan meningkatkan hubungan diplomatik antar negara.
  3. Peluang Diplomasi Militer
    Keikutsertaan dalam pameran udara internasional dan pertunjukan aerobatik dapat memberikan kesempatan untuk membangun hubungan diplomatik dan kerjasama militer antar negara. Selain itu juga dapat menciptakan jaringan kerjasama yang berdampak positif pada hubungan bilateral.
  4. Daya Tarik Wisata
    Pertunjukan udara dan pameran udara dapat menarik perhatian wisatawan dari seluruh dunia. Ini tidak hanya menciptakan pendapatan dari industri pariwisata, tetapi juga memberikan kesempatan bagi negara terkait untuk memperkenalkan keindahan dan daya tarik budaya.
  5. Peningkatan Prestise Internasional
    Kemampuan untuk menyelenggarakan pertunjukan udara berkualitas tinggi dan berpartisipasi dalam pameran udara prestisius dapat meningkatkan prestise internasional suatu negara. Hal tersebut dapat menciptakan kepercayaan dan rasa hormat dari negara-negara lain.
  6. Promosi Industri Pertahanan
    Penampilan tim aerobatik dalam suatu pameran udara (air show) internasional adalah platform yang baik untuk mempromosikan produk-produk industri pertahanan nasional. Partisipasi dalam pameran dapat meningkatkan daya saing industri pertahanan suatu negara di pasar internasional.
  7. Peningkatan Hubungan Diplomatik
    Penerbangan aerobatik dan partisipasi dalam pameran udara dapat membuka pintu untuk meningkatkan kerjasama regional dan global. Negara-negara yang berkepentingan dapat memanfaatkan kesempatan untuk membangun hubungan yang saling menguntungkan dan menciptakan kerangka kerjasama lebih lanjut pada level strategis.

Beranjak dari tujuh uraian tersebut, berikut sepuluh negara yang memiliki tim aerobatik yang atraksinya di udara selalu dinantikan oleh para pengunjung dalam pameran dirgantara yang digelar di berbagai penjuru dunia:

Blue Angels
Tim aerobatik Angkatan Laut Amerika Serikat (AS)/United States Navy. Didirikan pada tahun 1946, dalam
aksinya mengoperasikan pesawat jet F/A-18 Hornet. Terkenal dengan formasi yang presisi dan pertunjukan udara dinamis.

Thunderbirds
Selain Angkatan Laut, AS juga memiliki tim aerobatik dari Angkatan Udara/United States Air Force (USAF) yang dibentuk pada 1953. Sejak dibentuk 70 tahun lalu, berbagai pesawat tempur telah dioperasikan oleh Tim Aerobatik Thunderbirds. Mulai dari F-84G Thunderjet, F-4E Phantom yang diproduksi McDonnell Douglas, Northrop T-38 A Talon hingga F-16 Fighting Falcon. Pada 1987, Thunderbirds pernah tampil di di Jambore Air Show (JAS) yang digelar di Pangkalan TNI-AU (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

Red Arrows
Tim aerobatik Angkatan Udara Kerajaan Britania Raya/Royal Air Force (RAF) yang merupakan angkatan udara tertua di dunia. Red Arrows Berdiri pada tahun 1965, mengoperasikan pesawat Hawk T1. Terkenal dengan pertunjukan udara yang sangat terkoordinasi dan mengesankan.

Patrouille de France
Tim aerobatik Angkatan Udara Prancis yang didirikan pada 1931. Menerbangkan pesawat Alpha Jet, dikenal karena mampu menampilkan terbang formasi yang rumit sekaligus dapat menunjukkan aksi aerobatik yang indah.

Russian Knights
Meski baru berdiri pada 1991, tim aerobatik Angkatan Udara Rusia terkenal mampu mempertunjukkan aksi aerobatik spektakuler dengan berbagai manuver yang sulit. Pesawat yang dioperasikan adalah Sukhoi Su-30SM.

Frecce Tricolori
Tim aerobatik Angkatan Udara Italia. Didirikan pada 1961, menggunakan pesawat Aermacchi MB-339. Terkenal dengan formasi tiga warna nasional bendera Italia yang sangat kontras komposisinya.

Snowbirds
Tim aerobatik Angkatan Udara Kanada, berdiri sejak 1971. Mengoperasikan pesawat CT-114 Tutor yang terkenal dengan pertunjukan udara yang indah dan formasi yang presisi.

Blue Impulse
Tim aerobatik Angkatan Udara Bela Diri Jepang. Berdiri sejak 1960, menggunakan pesawat T-4, terkenal dengan pertunjukan udara yang anggun dan formasi yang simetris.

August 1st Aerobatic Team
Tim aerobatik Angkatan Udara Tentara Pembebasan Republik Rakyat Tiongkok. Menggunakan pesawat Chengdu J-10 dan dikenal dengan pertunjukan udara yang dinamis serta akrobatis.

Saudi Hawks
Tim aerobatik Angkatan Udara Kerajaan Arab Saudi. Mengoperasikan pesawat Hawk Mk-65. Sering tampil di berbagai pemeran internasional, terkenal dengan formasi terbang yang menarik.

Black Eagles
Tim aerobatik Angkatan Udara Republik Korea. Mengoperasikan pesawat T-50 Golden Eagle. Terkenal dengan pertunjukan udara yang energik dan berbagai manuver yang presisi.

Dari tujuh kontribusi hingga sepuluh negara yang memiliki tim aerobatik, Indonesia sebagai sebuah negara yang memiliki wilayah udara yang sangat luas seharusnya dapat mengambil pelajaran bagaimana membangun tim aerobatik yang kuat dan disegani.

Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Udara (TNI-AU) sebagai pelopor penerbangan aerobatik harus mengambil inisiatif untuk menjadi garda depan. Inisiasi dengan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders), baik di kalangan sipil maupun militer harus segera dimulai. Sebagai purnawirawan yang masih aktif terbang, saya selalu siap dan bersedia untuk berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait yang memiliki cita-cita untuk memajukan penerbangan aerobatik di Indonesia.{}

Share this

Baca
Artikel Lainnya