Pembangunan kekuatan pertahanan nasional di suatu negara-bangsa (nation-state) adalah sebuah keniscayaan untuk menjaga kedaulatan wilayahnya. Kedaulatan sebuah negara harus dipertahankan baik di darat, laut, maupun udara. Bahkan kini bertambah di ranah digital atau ruang siber. Mengingat komponen pertahanan negara yang semakin kompleks seiring dengan berjalannya waktu yang selalu diikuti dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, dukungan anggaran sangat dibutuhkan untuk membangun angkatan perang.
Menjelang akhir 2023, insiderMonkey merilis daftar anggaran belanja militer dan pertahanan global. Rilis diluncurkan berdasarkan data dari Global Firepower, situs web berbasis statistik yang melacak belanja pertahanan negara-negara di dunia. Verifikasi memang perlu dilakukan secara manual untuk menindaklanjuti data yang telah dirilis. Namun pada fase awal menjadi sangat menarik untuk menelusuri lima negara yang mengalokasikan anggaran terbesar untuk membangun kekuatan pertahanannya. Berikut lima negara dengan anggaran pertahanan terbesar di dunia seperti dikutip dari sindonews.com:
Amerika Serikat (AS)
Estimasi anggaran negeri “Paman Sam” yang dialokasikan untuk pertahanan negaranya mencapai 886miliar dolar AS. Sebagai satu-satunya negara adikuasa di dunia, AS telah berada peringkat pertama selama beberapa tahun terakhir. Armada jet tempur, kapal induk hingga kapal selam dan hulu ledak nuklir terus menerus dimutakhirkan untuk memperkuat angkatan bersenjata AS. Satu hal yang perlu digarisbawahi sekaligus dipelajari, AS sebagai negara adikuasa membangun kekuatan angkatan bersenjata dengan dukungan penuh dari industri pertahanan di dalam negeri.
Republik Rakyat Tiongkok (RRT)
Sebagai negara terbesar di Benua Asia yang memiliki pertumbuhan ekonomi, RRT diperkirakan mengalokasikan anggaran pertahanan sebesar 224,8miliar dolar AS. Meski anggaran pertahanan RRT perbedaannya masih sangat jauh jika dibandingkan dengan AS yang berada di urutan pertama, RRT sepertinya mencontoh kompetitornya yaitu “Paman Sam” dalam membangun kekuatan angkatan bersenjata; industri pertahanan di dalam negeri tirai bambu terbukti mampu memproduksi jet tempur generasi terbaru, kapal induk hingga kapal selam.
Rusia
Negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin ini diperkirakan mengalokasikan anggaran pertahanan pada 2023 sebesar 84 miliar dolar AS.
Sebagai negara federasi dengan luas wilayah terbesar di dunia, Rusia memiliki rudal balistik yang dapat diluncurkan dari kapal selam yang dikenal dengan Submarine Launched Ballistic Missiles.
Selain itu, negeri yang terlibat perang berkepanjangan dengan Ukraina itu juga memiliki kapal induk, pesawat tempur generasi kelima hingga rudal balistik antar benua/InterContinental Ballistic Missile (ICBM) dan juga senjata hipersonik.
India
Estimasi anggaran pertahanan salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia ini mencapai 72,6 miliar dolar AS. Selain perekonomian, India juga merupakan negara yang memiliki tentara terbesar di dunia. Sebagian besar Alutsista angkatan bersenjata India seperti pesawat tempur dibeli dari Rusia.
Namun demikian, di masa depan, India yang dijuluki sebagai Negara Anak Benua Asia telah menyusun rencana untuk memproduksi pesawat tempurnya sendiri.
Arab Saudi
Merupakan negara kaya minyak yang juga dikenal dengan negeri Petro Dolar, anggaran yang dialokasikan Arab Saudi untuk pertahanan negaranya diperkirakan sebesar 69 miliar dolar AS. Sebagai salah satu kerajaan di Timur Tengah, Arab Saudi tengah berupaya menjadi kekuatan regional yang diperhitungkan di kawasan. Anggaran pertahanan terus menerus ditingkatkan dari tahun ke tahun oleh negara yang menjadi tujuan para jemaah haji dari seluruh dunia tersebut.
Tata Kelola Anggaran
Anggaran pertahanan yang dialokasikan oleh suatu negara mencerminkan komitmennya terhadap pembangunan kekuatan pertahanan untuk melindungi kedaulatan sekaligus kepentingan nasional (national interest). Seperti apa idealnya anggaran pertahanan dikelola? Sepuluh poin beserta penjelasan singkat di bawah ini dapat dijadikan pertimbangan untuk merumuskan sekaligus mempergunakan anggaran pertahanan yang disusun baik dalam jangka pendek, menengah maupun panjang:
- Total anggaran: Alokasi dana yang disediakan untuk kebutuhan militer akan memberikan deskripsi awal mengenai prioritas yang diberikan negara untuk pembangunan kekuatan pertahanan nasional.
- Pola pengeluaran: Perlu dilakukan identifikasi bagaimana anggaran yang telah dialokasikan dibagi menjadi beberapa komponen, mulai dari personel, operasional, pengadaan alat utama sistem senjata (Alutsista), pemeliharaan, hingga penelitian dan pengembangan. Identifikasi terhadap pola pengeluaran perlu dilakukan untuk menentukan fokus penggunaan anggaran.
- Pengeluaran personel: Alokasi dana untuk personel militer, mulai dari gaji, kebutuhan latihan hingga manajemen sumber daya manusia (SDM) yaitu prajurit mulai dari tamtama, bintara hingga perwira perlu ditinjau/review dengan penuh kehati-hatian sekaligus teliti. Pengeluaran menunjukkan komitmen terhadap kekuatan manusia/man power dalam angkatan bersenjata di suatu negara.
- Pengeluaran Alutsista: Alokasi anggaran difokuskan untuk pengadaan, pemeliharaan/maintenance hingga peningkatan/upgrading Alutsista di tiga matra, baik darat, laut maupun udara. Mulai dari persenjataan ringan seperti pistol, senapan, artileri, kapal perang, kapal selam dan pesawat angkut maupun tempur serta sistem pertahanan udara yaitu fasilitas radar dan pendukungnya.
- Biaya operasional: Terkait erat dengan latihan militer hingga perawatan fasilitas dan logistik. Poin ini dapat memberikan gambaran sejauh mana suatu negara mampu menjaga kesiapan operasional (combat readiness) angkatan perangnya.
- Penelitian dan Pengembangan (Litbang) atau Research and Development (R&D): Negara-negara yang berkomitmen pada inovasi dan pengembangan teknologi militer akan mengalokasikan anggaran untuk kebutuhan R&D. Investasi di bidang riset jika direncanakan dan dikerjakan dengan baik serta mengikuti perkembangan teknologi akan menjadikan negara terkait memiliki keunggulan strategis di masa depan.
- Keterkaitan dengan kebijakan keamanan nasional: Anggaran pertahanan harus dipertimbangkan apakah sesuai dengan ancaman yang dihadapi dengan kebijakan keamanan nasional? Apakah fokusnya lebih kepada pertahanan konvensional, ancaman non tradisional, atau konflik simetris/asimetris?
- Ketergantungan eksternal: Terkait penyedia/supplier untuk Alutsista dan dukungan militer, ketergantungan dengan negara-negara lain perlu diperhatikan dengan teliti. Dalam beberapa kasus di berbagai negara seperti Indonesia, ketergantungan dapat memengaruhi fleksibilitas dan keberlanjutan kebijakan pertahanan.
- Evaluasi efisiensi: Analisis sejauh mana anggaran yang dialokasikan dipergunakan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembangunan kekuatan pertahanan nasional. Selain itu juga perlu dilakukan evaluasi keseimbangan antara kuantitas dan kualitas pembangunan kekuatan pertahanan keamanan di berbagai matra yang dimiliki suatu negara.
- Tren historis dan proyeksi: Perlu ditinjau untuk membantu dalam memprediksi potensi perubahan dan ancaman, baik di kawasan maupun pada tataran global.
Demikianlah penjelasan tentang lima negara dengan estimasi alokasi anggaran terbesar di dunia yang disertai dengan sepuluh poin yang dapat dijadikan pertimbangan untuk menyusun tata kelola budget bagi pembangunan kekuatan pertahanan. Semoga artikel singkat ini dapat dijadikan pintu masuk untuk melakukan elaborasi selanjutnya bagi anggaran pertahanan di berbagai negara. Mudah-mudahan Indonesia sebagai negara terbesar di kawasan Asia Tenggara dapat mempelajari bagaimana negeri-negeri lain di berbagai belahan dunia mengalokasikan sekaligus mengelola anggaran yang dialokasikan untuk angkatan perangnya.{}