Terbang Aerobatik di Langit Indonesia

Date

Jupiter Aerobatic Team (JAT) Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Udara (TNI-AU) kembali beraksi di langit yang berada di atas Sirkuit Internasional Jalan Raya Pertamina Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu, 15 Oktober 2023.

Selama 16 menit, JAT menampilkan 14 manuver menggunakan pesawat KT-1B Wong Bee buatan Korea Selatan (Korsel), mulai dari Jupiter Roll, Delta Loop, Eagle to Arrowhead Loop and Break Off, Twin Half Cuban, Jupiter Wheel, hingga Tango to Diamond Loop.

Sebelum bermanuver di langit Mandalika, sebelumnya JAT yang memiliki home base di Pangkalan TNI-AU (Lanud) Adisutjipto, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) juga beratraksi di langit Ibu Kota Jakarta. Atraksi digelar untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) TNI ke-78 yang digelar di Kawasan Silang Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat.

Flight Leader JAT yang juga Komandan Skadron Pendidikan 102 di Wing Pendidikan 100 Terbang Lanud Adisutjipto, DIY, Letnan Kolonel (Letkol) Penerbang Ripdho Utomo, mengemukakan jika pada demo udara kali ini, JAT menampilkan delapan manuver aerobatik di atas Monas. Dikutip dari akun Instagram TNI-AU Menurut Letkol Ridho yang memiliki call sign “Mohawk”, sebelum bermanuver, JAT telah mempersiapkan untuk sequence yang ditampilkan selama satu bulan.

Tantangan terberat dalam pelaksanaan misi kali ini menurut Flight Leader adalah obstacle yang berada di area manuver karena di sekitar monas terdapat gedung-gedung dan antena yang cukup tinggi. Selain itu kondisi cuaca yang berawan juga menjadi tantangan tersendiri bagi jupiter JAT ketika beraksi di udara.

Tidak jauh berbeda dengan berbagai operasi penerbangan, baik sipil maupun militer, penerbangan aerobatik membutuhkan perencanaan yang matang dan baik. Bahkan lebih dari itu, karena akan terbang dengan ketinggian yang lebih rendah dibandingan dengan misi penerbangan lain, operasi penerbangan aerobatik harus direncanakan dengan lebih matang dan penuh kehati-hatian serta teliti. Jumlah serta jenis pesawat yang akan diterbangkan, manuver apa saja yang akan ditampilkan, berapa waktu yang dibutuhkan, hingga kondisi cuaca dan obstacle yang dihadapi serta bahan bakar yang dibutuhkan harus dikalkulasi oleh seluruh kru yang bertugas di darat (ground crew) maupun para pilot yang akan menerbangkan pesawat.

Terbang Aerobatik

Sebagai salah satu penerbang tempur (fighter pilot) TNI-AU, saya merasa seperti jatuh cinta pada pandangan pertama sejak pertama kali melakukan manuver menggunakan pesawat tempur (fighter aircraft). Jika mengingat ke belakang, hingga saat ini saya merasa beruntung sekali pernah menerbangkan berbagai jenis pesawat tempur yang dioperasikan TNI-AU. Mulai dari F-86 Sabre, T-33 Shooting Star, F-5 Tiger hingga F-16 Fighting Falcon.

PITTS AEROBATIC by ERIS HERRYANTO & EDYPRAS

Setelah menerbangkan F-16 untuk terakhir kalinya pada 1995, ketika menjadi Komandan Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi, Magetan, Jawa Timur, selama sepuluh tahun, saya harus bekerja di balik meja. Tentu saja sebagai penerbang yang biasanya bertugas di dalam kokpit pesawat, rasa bosan dan kehilangan mulai muncul secara perlahan namun pasti. Akhirnya mulai 2009, mulailah menggeluti penerbangan aerobatik dengan menggunakan pesawat Pitts S-2C.

Tidak jauh berbeda dengan KT-1B Wong Bee buatan Korsel yang dioperasikan JAT, Pitts S-2C buatan Amerika Serikat (AS) juga dapat melakukan berbagai manuver di udara. Mulai dari manuver outside loop, hammer head, spin, reverse half cuban, loop roll over the top, verical roll, shark toots, kumcevoc, hingga four point roll dan spin off. Terus terang, sebagai pecinta dirgantara yang sangat menyukai terbang, ada kenikmatan tersendiri ketika melakukan berbagai manuver di udara.

Terbang aerobatik, baik yang dilakukan oleh JAT dengan melibatkan beberapa penerbang maupun yang dilakukan seorang diri (solo) membutuhkan jam terbang yang cukup dan latihan yang intensif. Memang tidak semua pilot dapat melakukan atraksi aerobatik di udara. Namun setidaknya para penerbang sipil komersial maupun transpor militer baik angkut ringan maupun berat setidaknya harus mengerti terbang aerobatik.

Fisik dan stamina yang prima memang menjadi prasyarat utama untuk terbang aerobatik. Banyak pertanyaan yang diajukan bagaimana seorang penerbang seperti saya yang pada tahun ini telah berusia 68 tahun mempersiapkan fisik agar dapat terbang dan melakukan berbagai manuver di udara?

Jawabannya sederhana, persiapan fisik yang saya lakukan untuk menghadapi gaya gravitasi adalah dengan berolahraga secara rutin setiap pekan. Terbang dengan mempertunjukkan berbagai macam manuver yang dilakukan di ketinggian rendah memiliki risiko yang sangat besar. Hanya latihan rutin yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi berbagai risiko yang akan dihadapi oleh seorang penerbang aerobatik.

Dalam setahun, berkali-kali JAT mendemonstrasikan keterampilannya bermanuver di udara. Mulai dari peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI setiap 17 Agustus, HUT TNI pada 5 Oktober hingga HUT TNI-AU setiap 9 April. Selain itu JAT juga kerap dikirim untuk mewakili Indonesia sebagai duta bangsa pada ajang airshow di negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia yang digelar secara periodik. Aerobatik yang dilakukan oleh tim seperti JAT mengutamakan keindahan. Berbagai manuver yang ditampilkan di udara memang akan terlihat lebih indah ketika dilakukan oleh beberapa pesawat.

Perkembangan Aerobatik

Di Indonesia, hingga saat ini masih sangat jarang pesawat yang dapat diterbangkan untuk melakukan berbagai manuver aerobatik secara menyeluruh (full aerobatic). Oleh sebab itu, dalam waktu dekat, tidak akan banyak perkembangan yang terjadi dalam dunia penerbangan aerobatik di Indonesia.

Salah satu faktor penyebabnya adalah institusi maupun profesi yang bisa melakukan penerbangan aerobatik hanya di TNI-AU. Hingga saat ini belum ada institusi maupun profesi di ranah sipil yang memiliki otoritas untuk mengoperasikan penerbangan aerobatik. Jadi mau tidak mau, suka atau tidak, kita harus menyerahkan sepenuhnya perkembangan dan masa depan penerbangan aerobatik di Indonesia kepada para personel TNI-AU.

Semoga TNI-AU dapat menjadi pelopor untuk mengembangkan aerobatik di tanah air pada masa yang akan datang.{}

Share this

Baca
Artikel Lainnya