Foto: Pramuka.id
Kontribusi Gerakan Pramuka Bagi Masyarakat Indonesia

Date

Menpora yang didampingi Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Pemberdayaan Pemuda dan Asisten Deputi Organisasi Kepemudaan dan Kepramukaan berpesan, Pramuka yang keren adalah yang selalu bergotong royong dan tolong menolong.

Raimuna Nasional (Rainas) XII Tahun 2023 usai digelar di Bumi Perkemahan dan Graha Wisata (Buperta) Cibubur, Jakarta Timur, Minggu, 20 Agustus 2023. Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), Dito Ariotedjo, dikutip dari laman pramuka.id, dalam sambutannya pada upacara penutupan mengharapkan seluruh peserta usai mengikuti Rainas dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat, khususnya bagi anak muda Indonesia.

Menurutnya acara yang digelar pada Minggu malam kemarin bukan penutupan, melainkan pembukaan bagi kakak dan adik Praja Muda Karana (Pramuka) Penegak maupun Pandega untuk terus berkontribusi di daerah masing-masing. Menteri Dito juga mendoakan agar semua anggota Pramuka bisa jadi kepala desa, menteri hingga presiden.

Menpora yang didampingi Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Pemberdayaan Pemuda dan Asisten Deputi Organisasi Kepemudaan dan Kepramukaan, juga berpesan jika Pramuka yang keren adalah yang selalu bergotong royong dan tolong menolong.

Pada acara penutupan yang juga dihadiri Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka, Komisaris Jenderal Polisi (Komjen Pol) Purnawirawan (Purn.) Budi Waseso dan seluruh jajaran Kwarnas, Menpora mengajak lima perwakilan peserta naik ke atas panggung.

Mereka berlima diminta menyampaikan pesan dan kesan selama menjadi peserta Rainas. Menteri Dito juga menyematkan Tanda Ikut Serta Kegiatan (Tiska) kepada mereka berlima.

Sejarah Raimuna

Ide untuk menggelar Raimuna mulai mengemuka pada 1968. Pada awalnya Raimuna direncanakan sebagai bagian dari Perkemahan Wirakarya, Cihideung, Bogor, Jawa Barat (Jabar). Meski sempat tertunda karena permasalahan pendanaan, akhirnya pada 21 hingga 26 Agustus 1968 digelar Pertemuan Penegak dan Pandega Putri dan Putra (Perpanitera) tingkat Nasional Pertama di Cimanggis, Bogor, Jabar.

Pada perkembangannya, Perpanitera berubah menjadi Raimuna. Kata Raimuna berasal dari bahasa Ambai yang dipergunakan oleh masyarakat Yapen Timur, Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua. “Rai” berarti sekelompok orang yang berkumpul untuk mencapai tujuan tertentu yang ditetapkan bersama. Sementara “Muna” bermakna daya kekuatan jiwa seseorang yang berpengaruh baik untuk meraih keberhasilan. Jadi “Raimuna” kurang lebih berarti sekelompok orang yang hidup berkumpul dalam kebersamaan dan memiliki kekuatan dalam jiwa sehingga selalu memberi semangat tinggi dalam mencapai tujuan.

Raimuna digelar mulai dari tingkat Kwartir Ranting hingga Nasional. Pada level Kwartir Ranting diberi nama Raimuna Ranting (Rairan). Di tingkat cabang bernama Raimuna Cabang (Raicab). Pada tingkat daerah bernama Raimuna Daerah (Raida). Raimuna yang diikuti Pramuka tingkat Penegak dan Pandega digelar dalam bentuk perkemahan.

Foto: SMA 4 Pariaman

Pendidikan Karakter

Pramuka Penegak yang menjadi peserta Raimuna berusia 16 hingga 20 tahun. Sementara Pandega berusia 21 hingga 25 tahun. Berdasarkan data dari situs Kwarnas, pada 2020, jumlah Penegak di Indonesia adalah 16.991, dan total anggota Pramuka Pandega mencapai 766.

Sebelum memasuki tingkat Pandega dan Penegak, ada level Siaga dan Penggalang yang harus diikuti oleh seorang anggota pramuka. Peserta didik pada level Siaga berada pada usia tujuh hingga sepuluh tahun, sedangkan Penggalang berusia sebelas-15 tahun.

Sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kudus, Jawa Tengah, saya sudah aktif terlibat di Gerakan Pramuka. Mengikuti kegiatan pada tingkat Siaga meski hanya sebentar, dan kemudian langsung berlanjut ke Penggalang dan Penegak ketika duduk di Sekolah Menengah Atas (SMA).

Sebagai pendidikan ekstrakurikuler yang dilakukan di luar pelajaran sekolah formal, salah satu kegiatan Pramuka yang paling menarik adalah berkemah. Setiap beberapa pekan, memang selalu digelar kegiatan perkemahan dengan gugus depan lain. Banyak sekali pelajaran sekaligus pengalaman berharga yang diperoleh ketika berkemah. Salah satu yang menarik adalah ketika mengikuti perkemahan dengan sesama anggota Pramuka dari Gugus Depan (Gudep) yang berbeda. Kegiatan yang dilakukan ketika kemah bersama selalu mengajarkan para peserta tentang kejujuran dan keterbukaan.

Salah satu contohnya, ketika berkemah pasti peserta membawa tenda, makanan dan alat-alat untuk memasak. Kemudian setelah tenda didirikan selanjutnya akan dibuat pagar menggunakan tali-temali. Nah, pada saat malam hari tiba, para peserta dari gudep yang lain diizinkan untuk mengganggu misalnya dengan masuk ke tenda peserta lain yang di dalam para penghuni tenda sudah tertidur pulas. Kemudian tanpa sepengetahuan pemilik mengambil barang seperti panci dan meninggalkan tulisan;”silakan ambil pancimu di gudep tempat saya latihan pada minggu jam sekian”. Hal itu menyebabkan para peserta harus selalu waspada sehingga harus berjaga bergantian agar tidak ada barangnya yang berpindah tangan ke peserta yang lain.

Dari kompetisi seperti yang diceritakan di atas saja para peserta dapat belajar tentang banyak hal. Pertama, bagaimana meningkatkan kewaspadaan, kedua adalah berkoordinasi dengan para peserta lain yang berada dalam satu gudep bagaimana menjaga keamanan tenda yang didirikannya, dan ketiga belajar tentang solidaritas dalam soal siapa yang harus tidur dan berjaga, serta keempat belajar bertanggung jawab ketika menjalankan tugas pada saat mendapat giliran berjaga atau memasuki tenda peserta lain. Terakhir atau kelima sekaligus yang terpenting adalah belajar tentang kepemimpinan, mulai dari memimpin diri sendiri, yaitu menjalankan amanah yang diberikan oleh rekan satu tim hingga memimpin tim yang di Pramuka Siaga dikenal sebagai Barung, misalnya Barung Merah, Putih, Hijau, Hitam dan warna-warna lainnya.

Banyak sekali pelajaran dan pengalaman yang diperoleh ketika seorang anggota pramuka mengikuti perkemahan. Pelajaran dan pengalaman itulah yang diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pembentukan karakter (character building) para pemuda yang mau tidak mau akan menjadi generasi penerus. Generasi yang akan menentukan maju mundurnya Indonesia di masa depan. Jadi tidak berlebihan harapan yang dikemukakan Menpora ketika menutup Raimuna di Buperta Cibubur jika di masa depan semua anggota Pramuka bisa menjadi kepala desa, menteri hingga presiden.{}

Foto: Pramuka.id

Share this

Baca
Artikel Lainnya