Pada Latihan Bersama (Latma) Cope West 2023 yang dijadwalkan akan berlangsung hingga 23 Juni 2023 mendatang, ACT yang merupakan pertempuran jarak dekat (dogfight), digelar dengan melibatkan lebih dari dua pesawat tempur (fighter aircraft). 12 unit F-16 Fighting Falcon TNI-AU dan USAF diskenariokan terlibat dalam pertempuran udara di langit Indonesia.
Latma Cope West 2023 antara TNI-AU dengan USAF menitikberatkan pada latihan pertempuran udara. Diawali dengan Basic Fighter Maneuver satu lawan satu (one versus one). Dilanjutkan dengan Air Combat Maneuver dua lawan satu (two versus one) dan Air Combat Tactic (ACT) dua lawan dua (two versus two) hingga empat lawan empat (four versus four).
Empat jet tempur yang merupakan blue force melaksanakan patroli udara untuk mengamankan area maupun aset dari serangan udara yang terancam akan diserang oleh musuh. Keempat pesawat terdiri dari flight leader, wingman 1, wingman 2, dan elemen leader. Kemudian keempat F-16 terlibat pertempuran udara jarak dekat dengan empat Fighting Falcon, yang diskenariokan akan menghancurkan blue force dan sasaran area yang diamankan.
Dalam latihan, para penerbang tempur TNI-AU maupun fighter pilot USAF saling bergantian memainkan peran dalam skenario. Baik sebagai blue force maupun jet tempur yang akan melakukan serangan udara. Ketika dogfight berlangsung, baik leader, elemen leader hingga wingman dari kedua angkatan udara beradu taktik. Selain itu, para penerbang tempur dan kru di darat (ground crew) juga berbagi ilmu serta pengalaman ketika berlatih ACT setelah latihan digelar pada saat debrief.
Strategi dan taktik dalam ACT akan dibahas secara mendetail pada saat debrief usai latihan digelar. Para penerbang tempur (fighter pilot), ground crew termasuk personel satuan radar akan mendiskusikan hasil latihan dan saling memberikan masukan satu sama lain. Sebagai Latma rutin yang telah berjalan selama sepuluh kali sejak 1989, Cope West 2023 bertujuan meningkatkan profesionalitas para prajurit Angkatan Udara dari kedua negara. Selain itu, latma merupakan penerapan hubungan bilateral yang telah lama terjalin di antara angkatan bersenjata kedua negara, khususnya angkatan udara.
Duel Udara
F-16 Fighting Falcon yang dipergunakan dalam Latma adalah pesawat tempur yang telah teruji sekaligus terbukti (battle proven) dalam berbagai operasi serangan udara (air attack). Sebagai salah satu penerbang tempur TNI-AU yang pernah menerbangkan F-16 selama 500 jam, saya tahu benar sekaligus merasakan jika fighting falcon sangat lincah untuk digunakan melakukan berbagai manuver pada saat melakukan pertempuran jarak dekat di udara.
Sebagai pesawat tempur buru sergap, peralatan atau piranti F-16 didesain dengan back up yang banyak. Sistem kelistrikan/electrical system memiliki sembilan back up. Kemudian komputer yang dipergunakan untuk menerbangkan pesawat memiliki empat back up. Jadi ketika mengalami kegagalan/fail dalam sistem electrical maupun komputer, back up yang ada di pesawat dapat dipergunakan oleh penerbang agar operasi dapat tetap berjalan sesuai rencana.
Pesawat tempur strategis yang berfungsi sebagai buru sergap seperti Fighting Falcon tentu harus dapat digunakan untuk bermanuver melawan musuh agar dapat menembakkan persenjataan ke arah musuh. Begitulah intinya cara kerja berbagai pesawat tempur mulai dari generasi awal hingga paling mutakhir yang berteknologi siluman/stealth. Selain itu jet tempur juga harus mampu menghindar ketika mendapat tekanan atau ancaman dari pesawat musuh.
Dalam sebuah operasi penerbangan apalagi yang memiliki misi untuk melakukan duel di udara, sebuah perencanaan yang matang harus disusun sejak awal. Salah satu perencanaan yang terpenting adalah manajemen energi/energy management yang terkait erat dengan kapasitas bahan bakar pesawat. Manajemen energi sangat menentukan berapa lama jet tempur seperti F-16 mampu bertahan dalam sebuah duel di udara.
Jika seorang penerbang tempur mempergunakan kekuatan penuh/full power ketika berduel, maka secara otomatis dapat dipastikan bahan bakar pesawat/fuel akan habis hanya dalam waktu kurang dari satu jam. Tidak perlu ditegaskan lagi jika fuel habis, jet tempur akan jatuh tanpa perlu ditembak pesawat musuh.
Oleh sebab itu energy management ketika terlibat dalam dogfight harus benar-benar diperhitungkan dengan sangat hati-hati oleh seorang penerbang tempur. Penerbang harus dapat memperhitungkan kapan pesawat membutuhkan kekuatan penuh/full power dan kapan power dapat dikurangi. Itulah yang disebut dengan energy management pesawat tempur yang harus diterapkan ketika melakukan duel di udara. Baik duel satu lawan satu dalam jarak dekat maupun lebih dari dua pesawat seperti operasi Air Combat Training dalam Cope West 2023.
Selain memerhatikan energy management ketika berduel di udara, seorang fighter pilot juga harus mengamati dengan sangat teliti sekaligus berhati-hati situasi di sekitar (situation awareness) arena pertempuran. Salah satu contohnya ketika dalam Latma Cope West 2023 ada delapan F-16 yang bermanuver dalam jarak relatif dekat. Seorang penerbang tempur harus dapat menempatkan diri pada posisi yang menentukan sekaligus menjaga agar antar pesawat tidak bertabrakan (crash) di udara. Terutama dalam sebuah latihan yang harus mengutamakan keselamatan penerbangan.
Dalam tempo yang singkat, pada hitungan detik bahkan mikrosekon, seorang penerbang tempur harus mempertimbangkan banyak hal agar dapat menyerang musuh di satu sisi, sekaligus menjaga agar tidak diserang musuh pada sisi lain. Agar dapat mengambil keputusan yang tepat dalam waktu yang sangat singkat, tentu saja dibutuhkan latihan rutin yang harus dilakukan secara terus menerus.
Pelajaran Berharga
Dalam berbagai operasi penerbangan, baik penerbangan sipil maupun militer, sebelum pesawat lepas landas (take off) dari runway, perencanaan harus dilakukan dengan matang. Pada operasi dalam Latma seperti Cope West 2023, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan oleh kedua negara peserta latihan, perencanaan operasi juga harus disusun dengan penuh kehati-hatian sekaligus teliti serta mendetail.
Operasi harus direncanakan agar para penerbang tempur yang mengikuti latihan mengetahui dengan detail apa saja yang harus dilakukan ketika terbang, berapa jauh jarak yang harus ditempuh, bagaimana menggunakan tenaga (power) pesawat ketika berlatih duel di udara agar tidak kehabisan bahan bakar. Selain itu, yang terpenting jika sedang berlatih di suatu area, ada batas minimum yang harus selalu diingat oleh para penerbang didukung ground crew, yaitu berapa kapasitas bahan bakar yang ada di dalam tangki internal maupun eksternal pesawat.
Seorang fighter pilot yang sedang menerbangkan pesawat tempur harus benar-benar memperhitungkan secara presisi kapasitas bahan bakar pesawatnya untuk dioperasikan di training area, harus bisa terbang kembali ke home base. Selain itu jangan melupakan faktor-faktor lain yang memengaruhi sebuah operasi penerbangan. Salah satu yang terpenting adalah cuaca.
Tentu saja tidak ada yang menginginkan pesawat tempur F-16 kebanggaan TNI-AU dan USAF mengalami hal-hal yang tidak diinginkan ketika melakukan latihan bersama di wilayah udara Indonesia. Dalam Latma seperti Cope West 2023, para penerbang tempur TNI-AU pasti mendapatkan berbagai ilmu dan pengalaman yang sangat berharga dari para fighter pilot USAF. Ilmu dan pengalaman yang diperoleh dari para penerbang tempur AS yang memiliki berbagai pengalaman dapat menambah pengetahuan (knowledge) sekaligus meningkatkan rasa percaya diri para penerbang tempur TNI-AU.
Dalam Latma kali ini, yang dapat dicatat sebagai pelajaran berharga adalah latihan peningkatan taktik dengan menggunakan persenjataan jarak sedang hingga jauh dalam sebuah pertempuran udara.
Selamat berlatih, terus tingkatkan profesionalitas dalam menerbangkan pesawat tempur buru sergap legendaris F-16 Fighting Falcon.{}