Dok. Defend ID
Teritori Indonesia, Tantangan untuk Negara, Peluang bagi Industri Pertahanan

Date

Tidak ada pilihan lain bagi Indonesia selain menjadi negara mandiri yang memiliki industri ketahanan kuat sehingga mampu menjaga teritori yang luas, atau selamanya tergantung dengan negara-negara lain.

Luas wilayah daratan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) kurang lebih mencapai 2,01 juta kilometer persegi. Sementara luas wilayah lautnya kurang lebih mencapai 3,25 juta kilometer persegi. Indonesia memiliki 17 ribu pulau, namun hanya enam ribu pulau yang dihuni. Wilayah kedaulatan NKRI memiliki perbatasan darat dengan tiga negara tetangga dan berbatasan laut dengan sepuluh negara sahabat.

Data-data tersebut dikemukakan oleh Inspektur Jenderal Polisi (Irjen Pol) Purnawirawan (Purn.) Eko Hadi Sutedjo dalam presentasinya sebagai pembicara dalam Audiensi Pengenalan Forum Komunikasi Industri Pertahanan (Forkominhan) yang digelar secara daring pada Rabu, 19 Oktober 2022.

Menurut Eko yang pernah menjabat sebagai Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Banten pada 2011, berdasarkan data-data yang dikemukakannya, Indonesia membutuhkan strategi yang tepat dan postur pertahanan yang kuat untuk menetralisir ancaman terhadap kedaulatan NKRI. Luasnya wilayah teritorial NKRI, menghadirkan berbagai sudut pandang sesuai dengan kepentingannya masing-masing.

Bagi negara, Eko yang pernah menjadi Gubernur Akademi Kepolisian/Lembaga Pendidikan Kepolisian (Akpol/Lemdikpol) pada 2012, luas wilayah NKRI merupakan tantangan di satu sisi. Namun pada sisi lain, bagi industri pertahanan (inhan), luas wilayah merupakan sebuah peluang yang sangat luar biasa dan akan sangat bermanfaat bagi banyak pihak yang memiliki kepentingan, ketertarikan sekaligus kecintaan terhadap inhan di Indonesia.

Forkominhan

Indonesia Defense Industry Forum/Forum Komunikasi Industri Pertahanan (Forkominhan), kata Eko, yang juga pernah diberi amanah sebagai Kapolda Sumatra Utara (Sumut) pada 2014, hadir untuk mendampingi industri pertahanan merumuskan solusi agar dapat menyelesaikan isu-isu yang dihadapi. Forkominhan menurutnya juga hadir sebagai bagian dari solusi/part of the solution untuk menjembatani berbagai kepentingan yang selama ini tersisihkan atau minus perhatian dari beragam pemangku kepentingan (stakeholder).

Menurut Eko yang pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Badan Pemelihara Keamanan Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakabaharkam Mabes Polri), Inhan membutuhkan keberpihakan pengguna. Pengguna memiliki peran yang penting dalam mata rantai terakhir. Karena jika pengguna tidak lagi membutuhkan produk-produk yang dihasilkan, maka inhan akan libur panjang atau dengan kata lain mengalami kebangkrutan.

Namun jika pengguna membutuhkan produk yang dihasilkan, inhan akan bekerja selama 24 jam sehari dan tujuh hari seminggu untuk terus berproduksi maupun melakukan pemeliharaan (maintenance) terhadap produk-produk yang menjadi alat utama sistem senjata (alutsista) maupun alat peralatan pertahanan dan keamanan (alpalhankam).

Forkominhan akan mencoba menjembatani kepentingan atau keberpihakan pengguna itu seirama dengan kesiapan inhan. Selain itu, Eko juga menggarisbawahi jika alih teknologi menjadi kunci bagi kemajuan inhan di negara manapun termasuk Indonesia. Ketika inhan suatu negara lemah dan tidak dapat menghasilkan produk-produk baru yang inovatif, maka negara terkait dipastikan memiliki ketergantungan yang sangat tinggi terhadap negara-negara lain untuk memenuhi kebutuhan alutsista maupun alpalhankamnya.

Jadi tidak ada pilihan lain bagi Indonesia selain menjadi negara mandiri yang memiliki inhan kuat, atau jadi negara dengan inhan lemah yang sangat tergantung dengan negara-negara lain dalam pengadaan alutsista dan alpalhankam untuk menjaga teritorinya yang terbentang luas. Tentu saja tanpa perlu dijelaskan lagi secara panjang lebar, akal sehat anak-anak bangsa yang berdaulat pasti akan memilih alternatif pertama. Sebuah pilihan terbaik yang harus ditindaklanjuti dengan kerja keras dan kolaborasi dari para stakeholder yang mencintai tanah airnya.

Peran Strategis Forkominhan

Forkominhan berfungsi membangun sekaligus melakukan komunikasi dengan para stakeholder. Itu semua dilakukan untuk menjadikan inhan di Indonesia menjadi lebih profesional, efektif, efisien, terintegrasi, dan inovatif.

Komunikasi bisa dilakukan melalui seminar atau webinar sebagai upaya untuk memperoleh berbagai masukan. Mulai dari stakeholder inhan, hingga pemerintah dan penyelenggara serta pengguna. Oleh karena itu aspek komunikasi sangat dibutuhkan dan sangat menjadi perhatian (concern) Forkominhan.

Selain itu, Forkominhan juga akan melakukan berbagai berbagai kajian. Sebagai media untuk menyosialisasikan kajian, juga telah dibuat beberapa akun resmi (official) di media sosial mulai dari Insagram hingga Twitter. Selain itu juga akan diterbitkan media cetak berupa majalah secara berkala beserta media online atau digital.

Terakhir sekaligus yang terpenting, Forkominhan juga berfungsi untuk membuka jaringan, baik di dalam maupun di luar negeri untuk mendapatkan manfaat dalam membangun ekosistem inhan. {}


Foto: Dok. Defend.ID

Share this

Baca
Artikel Lainnya