Menteri Pertahanan Republik Indonesia (RI) bertemu dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI di Kementerian Pertahanan (Kemhan) pada Selasa, 11 Oktober 2022. Seperti dikutip dari akun Facebook Kemhan, kedua menteri berdiskusi di ruang kerja Menhan untuk berkoordinasi rutin dalam rangka meningkatkan sinergi antar kementerian.
Menhan dan Menteri BUMN selama ini intens berkoordinasi terkait dengan BUMN sektor pertahanan. Mulai dari pembenahan PT Asabri (Persero) hingga penguatan holding BUMN industri pertahanan Defence Industry Indonesia (DEFEND ID).
DEFEND ID
Defence Industry Indonesia (DEFEND ID) merupakan holding BUMN yang terdiri dari:
- Platform Udara (Dirgantara Indonesia).
- Platform Darat, Alat Berat, Senjata dan Munisi (Pindad).
- Platform Laut, Pembuatan Kapal (PAL Indonesia).
- Sistem Elektronik (Len Industri).
- Bahan Berenergi Tinggi (Dahana).
DEFEND ID memiliki empat misi. Pertama, membangun kolaborasi inovasi nasional. Kedua, membangun kemandirian teknologi dan meningkatkan daya saing perusahaan. Ketiga, menjadi bagian dari rantai pasokan global dengan mengembangkan kemitraan strategis global. Terakhir atau keempat berfungsi sebagai kekuatan pendorong utama untuk pengembangan ekosistem industri dalam negeri.
Dikutip dari laman DEFEND.ID, BUMN industri strategis (BUMNIS) adalah istilah khusus yang disematkan sebagai pengenal bagi industri yang dianggap penting bagi negara. BUMNIS dianggap dapat merepresentasikan hal yang menguasai hajat hidup orang banyak.
Selain itu, BUMNIS diharapkan dapat meningkatkan atau menghasilkan nilai tambah sumber daya alam strategis. BUMNIS juga berkaitan erat dengan kepentingan pertahanan serta keamanan negara dalam rangka pemenuhan tugas pemerintah negara. Itu semua tercantum dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian yang melekat dengan BUMNIS.
Sejak pertama kali berdiri, BUMNIS mengalami beberapa kali pergeseran pembinaan hingga pengelolaan sebagai berikut:
1980-1983
Dimulai dari departemen teknis yaitu Tim Pengembangan Industri Hankam.
1983-1989
Tim Pelaksana Pengembangan Industri Strategis.
1989-1998
Kementerian Riset dan Teknologi atau Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS).
1998-2002
PT Bahana Prakarya Industri Strategis.
2002-sekarang
Kementerian BUMN
Namun meski telah berkoordinasi sejak 1980, belum terlihat sinergi antar BUMNIS. Masing-masing sepertinya masih fokus pada tujuan internal perseroan. Selain itu juga masih terjadi tumpang tindih antara satu dengan yang lain.
Pada perkembangannya, tumpang tindih yang terjadi menciptakan iklim bisnis yang kurang sehat dan tidak kondusif bagi perkembangan industri pertahanan di Indonesia. Pada akhirnya untuk mensinergikan, Kementerian BUMN turun tangan untuk melakukan koordinasi.
Inisiasi dimulai dari sebuah pertemuan yang digelar di perairan Laut Jawa. Pada November 2015, seluruh Direktur Utama (Dirut) BUMN dikumpulkan oleh Menteri BUMN untuk melakukan pertemuan di Kapal Motor (KM) Kelud.
Pada focus group discussion (FGD) yang digelar selama pelayaran dari Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta Utara hingga ke Pelabuhan Tanjung Mas di Semarang, Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah, mengemuka istilah National Defence and Hightech Industries (NDHI).
Setelah melaut selama 13 jam dari Jakarta ke Semarang, tepat pada 21 November 2017, disepakatilah sinergi antar BUMIS yang terealisasi dalam NDHI. Pada fase berikutnya, NDHI menjadi holding bagi enam BUMN yang dikelompokkan sebagai industri bidang pertahanan dan teknologi tinggi, yaitu:
- PT Dahana (Persero).
- PT Dirgantara Indonesia (Persero).
- PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero).
- PT Industri Nuklir Indonesia (Persero)
- PT Len Industri (Persero).
- PT Pindad (Persero).
Ke depan, tentu saja sangat diharapkan NDHI yang kini telah berubah menjadi BUMNIS yang bernama DEFEND.ID yang dipimpin oleh PT LEN Industri (Persero), dapat bersinergi dan tidak lagi terjadi tumpang tindih atau berkompetisi satu sama lain. Jadi memang tidak ada pilihan lain, jika ingin maju, seluruh BUMN yang bergabung dalam DEFEND.ID harus bersinergi dan berkolaborasi untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.{}
Foto: Dok. Defend.id