항공항공우주 사천공장에서 2021년 상반기 시험비행을 앞두고 있는 한국형 전투기 KFX 조립 ./사천=이호재기자.
Daya Gentar Pesawat Tempur Indonesia

Date

Jika dapat memproduksi pesawat tempur bersama dengan Korsel, maka eksistensi Indonesia akan semakin diperhitungkan di kawasan. Baik di wilayah Asia Tenggara maupun di benua Asia.

Markas Besar Korea Aerospace Industries (KAI) Ltd, yang terletak di Sancheon, selatan Seol, ibu kota Korea Selatan (Korsel) telah mengumumkan secara resmi jika prototipe pesawat tempur KF-21 Boramae akan dipersiapkan untuk melakukan uji penerbangan perdana pada akhir Juli 2022. 

Bendera nasional Korsel, Taegeukgi, dan Sang Saka Merah Putih, bendera kebangsaan Indonesia yang berada di bawah kokpit KF-21 menunjukkan jika kedua negara adalah mitra strategis dalam proyek pengembangan pesawat tempur. 

Jika dapat memproduksi pesawat tempur bersama dengan Korsel, maka eksistensi Indonesia akan semakin diperhitungkan di kawasan. Baik di wilayah Asia Tenggara maupun di benua Asia. 

Namun yang jauh lebih penting selain menjadi negara yang disegani di kawasan, daya gentar (deterrent effect) Indonesia menjadi lebih tinggi terhadap negara-negara yang mungkin berseberangan. 

Artinya sebelum merumuskan berbagai kebijakan mulai dari politik, ekonomi hingga pertahanan-keamanan yang berkaitan dengan Indonesia, negara-negara yang berseberangan atau tidak sejalan akan lebih berhati-hati. 

Tak hanya memperkuat daya gentar, jika Indonesia terbukti mampu memproduksi KF-21 bersama dengan Korsel, maka daya saing industri, baik industri dirgantara maupun pertahanan juga akan meningkat. 

Pada awal kolaborasi dilakukan oleh kedua negara, target Indonesia adalah meningkatkan level teknologi kesiapsiagaan (technology readiness level/TRL) Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Udara (TNI-AU).  Ketika kerja sama dimulai, technology readiness level Indonesia kurang lebih berada di angka tiga. Kemudian setelah menyelesaikan fase teknologi, readiness level bisa naik menjadi 4,5. 

Diharapkan setelah kerja sama pembuatan pesawat tempur dimulai, bisa mencapai angka tujuh. Target tersebut tentu harus diraih karena tidak berlebihan, bahkan sangat realistis bagi sebuah negara yang telah mampu memproduksi pesawat tempurnya sendiri.  Tak hanya kenaikan TRL, Indonesia juga akan mengalami peningkatan level pembuatan/manufaktur  Manufacturing Readiness Level ( MRL ) pesawat tempur.

Jadi selain kemampuan memproduksi pesawat tempur maupun suku cadang/onderdil, Indonesia juga harus meningkatkan kemampuan operasional dan pemeliharaan (maintenance). Karena sebagai mitra, tentu Indonesia harus mengetahui agar dapat meningkatkan kemampuan operasional dan maintenance. Sehingga ke depan atau pada tahap selanjutnya, Indonesia mampu melakukan analisa dan dapat melakukan pengembangan/upgrade {}.

Share this

Baca
Artikel Lainnya