Joko Widodo di Pindad. (Foto: X-JokoWidodo)
Kemandiran dan Masa Depan Industri Pertahanan Indonesia

Date

Melalui akun X (Twitter) miliknya, Jokowi mengemukakan PT Pindad yang merupakan salah satu industri strategis di Indonesia mengalami perkembangan yang luar biasa cepat.

Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo, yang akrab disapa Jokowi, mengunjungi PT Pindad yang terletak di Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa, 19, September 2023. Melalui akun X (Twitter) miliknya, Jokowi mengemukakan PT Pindad yang merupakan salah satu industri strategis di Indonesia mengalami perkembangan yang luar biasa cepat.

Perkembangan itu menurut Jokowi terlihat dari produksi PT Pindad, mulai dari peluru, munisi hingga kendaraan tempur. Menurut Jokowi, PT Pindad juga berhasil meningkatkan pendapatan dari Rp25triliun pada 2022 menjadi Rp27triliun pada 2023. Jokowi juga yakin industri pertahanan (Inhan) Indonesia akan masuk ke dalam peringkat 50 besar dunia pada 2025 mendatang.

Sebagai salah satu anak perusahaan dari holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pertahanan yaitu defend.id, PT Pindad memiliki berbagai produk barang dan jasa. Selain senjata, munisi, dan kendaraan tempur seperti yang diutarakan presiden, PT Pindad juga memiliki produk lain; mulai dari alat berat, infrastruktur perhubungan, layanan pertambangan hingga keamanan siber (cyber security). Selain PT Pindad, Defend.ID, juga menjadi induk dari empat anak perusahaan lain, yaitu PT LEN Industri, PT Dahana, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan PT PAL.

PT Len Industri ditunjuk sebagai induk setelah holdingisasi dilakukan terhadap lima BUMN pertahanan pada April 2022 lalu. Sebagai perusahaan negara yang memproduksi sistem elektronik, Len Industri akan mengkoordinasikan sekaligus memimpin PT Dahana yang memproduksi bahan berenergi tinggi atau peledak, PT Pindad yang memproduksi platform darat, alat berat senjata dan kendaraan tempur, PTDI yang bergerak di platform udara dan PT PAL di platform laut dan pembuatan kapal.

Kemandirian Inhan

Sebagai industri strategis di berbagai negara termasuk Indonesia, Inhan akan berkembang apabila produk yang dihasilkannya dapat diterima oleh pengguna. Nah, pengguna akhir atau end user dari produk yang dihasilkan oleh Inhan di Indonesia yang kini sudah terintegrasi dalam Defend.id sangat terbatas.

Tidak jauh berbeda dengan negara-negara lain di berbagai belahan dunia, end user dari produk Inhan adalah Tentara Nasional Indonesia (TNI). Mulai dari TNI Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL) dan Angkatan Udara (AU). Selain TNI yang terdiri dari tiga matra, produk Inhan juga digunakan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) serta berbagai kementerian dan lembaga negara. Salah satu contoh kementerian yang menjadi pengguna produk Inhan adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Sementara Badan atau lembaga negara yang juga menjadi pengguna produk Inhan adalah Badan Sar Nasional (Basarnas) dan Badan Intelijen Negara (BIN).

Presiden Joko Widodo di atas kendaraan taktis (rantis) Maung buatan PT Pindad (Persero) dalam kunjungan ke Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 19 September 2023.

Jadi jika berbicara tentang perkembangan Inhan di Indonesia, maka yang pertama kali harus dilakukan oleh pemerintah adalah menginstruksikan TNI dan Polri serta kementerian dan lembaga agar mempergunakan produk yang dihasilkan BUMN pertahanan yang menjadi bagian dari Defend.ID dalam berbagai kegiatan maupun operasinya. Payung hukum berupa Undang-undang (UU) telah tersedia untuk melakukan itu semua yaitu UU nomor 16 tahun 2012 Tentang Industri Pertahanan.

Namun selain UU yang telah mengatur berbagai regulasi secara detail, kedua belah pihak yaitu produsen dan pengguna juga harus memiliki komitmen yang kuat. Kekuatan komitmen dapat ditunjukkan oleh produsen dengan menghasilkan produk barang maupun jasa berkualitas yang terus menerus ditingkatkan. Sementara konsumen atau pengguna dapat menunjukkan komitmennya dengan mempergunakan produk baik berupa alat utama sistem senjata (Alutsista) untuk TNI maupun alat peralatan pertahanan dan keamanan (Alpalhankam) bagi Polri. Perlu ditekankan jika sebuah produk, baik berupa Alutsista maupun Alpalhankam tidak dipergunakan sekaligus diuji coba oleh para pengguna di dalam negeri, maka tidak akan mungkin produk terkait seperti munisi atau kendaraan tempur akan dipesan oleh negara-negara lain di luar negeri.

Salah satu variabel utama yang menentukan maju atau mundurnya Inhan di suatu negara adalah kemajuan teknologi. Bahkan tidak terlalu berlebihan jika dikemukakan kemajuan teknologi dan perkembangan maupun masa depan Inhan adalah dua sisi dari sekeping mata uang. Tanpa sumber daya manusia (SDM) yang menguasai perkembangan teknologi, Inhan di suatu negara dapat dipastikan akan mengalami stagnasi atau jalan di tempat.

Tanpa bermaksud untuk menomorduakan kemajuan yang dialami oleh PT Pindad, Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan yang terdiri dari sepertiga daratan, dua per tiga lautan dan tiga per tiga udara juga harus mendorong terjadinya transformasi yang signifikan di PT PAL dan PTDI. Sekali lagi tanpa sedikitpun niat untuk menegasikan perkembangan yang terjadi, produk-produk Inhan baru dapat dikategorikan berteknologi tinggi jika telah dapat memproduksi Alutsista maupun Alpalhankam untuk dioperasikan di laut dalam seperti kapal selam dan di udara seperti jet tempur generasi terbaru hingga pesawat nirawak (drone).

Kemajuan PT Pindad yang memperoleh apresiasi langsung dari presiden memang harus terus-menerus dilanjutkan. Berbagai potensi yang dimiliki oleh perusahaan negara yang berbasis di Bandung itu juga perlu untuk terus dikembangkan. Namun di sisi lain, seiring dengan perkembangan zaman yang selalu diikuti kemajuan teknologi, kemajuan pengembangan produk Inhan untuk matra laut di PT PAL dan matra udara di PTDI juga harus didorong sekaligus didukung oleh negara. Mengapa demikian? Karena tanpa dukungan negara, sebaik apapun kualitas SDM yang dimiliki oleh Indonesia tidak akan berarti untuk masa depan Inhan.

Selain itu, yang tidak kalah penting sekaligus harus diprioritaskan adalah berbagai produk baru yang dihasilkan Inhan baru akan berhasil bila didukung penelitian dan pengembangan (Litbang). Salah satu pilar keberhasilan Inhan di suatu negara adalah Litbang. Terkait dengan tugas Litbang produk Inhan, pemerintah sebaiknya menetapkan Alutsista yang dikembangkan melalui Proyek Strategis Nasional (PSN).

Strategi yang dirumuskan pemerintah RI sudah sangat tepat. Holdingisasi BUMN pertahanan yang sebelumnya dikategorikan sebagai industri strategis juga sebuah langkah progresif untuk merespons dinamika yang terjadi di kawasan maupun global. Terus maju Defend.ID. Semoga sinergi dan koordinasi antar anak-anak perusahaan dapat terus dilakukan untuk masa depan Inhan di Indonesia. Mudah-mudahan keyakinan Presiden Jokowi yang menargetkan inhan Indonesia akan masuk ke dalam peringkat 50 besar dunia pada 2025 mendatang dapat terwujud.{}

Share this

Baca
Artikel Lainnya