Pramuka Indonesia. (Foto: Setneg)
1700 Pramuka Indonesia di Jambore Dunia

Date

Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka, Budi Waseso, mengemukakan jika dalam waktu dekat, Indonesia akan mengikuti Jambore Dunia. Menurut Ketua Kwarnas, jumlah peserta jambore dari Indonesia termasuk yang terbesar yaitu 1700 pramuka. Hal itu diutarakannya usai bertemu dengan Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo yang akrab disapa Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat, 14 Juli 2023, seperti dikutip dari laman Presiden RI.

Hingga batas waktu pendaftaran dari Kwartir Daerah (Kwarda) ke Kwarnas yang jatuh pada 20 Mei 2022, jumlah peserta yang telah melakukan registrasi, seperti dikutip dari laman pramuka.or.id, telah mencapai 1076 anggota. Namun jumlah yang teregistrasi belum termasuk peninjau (visitor).

Diharapkan Gerakan Pramuka Indonesia dapat mengirimkan 2000 peserta termasuk peninjau pada Jambore Dunia ke-25 akan digelar selama sepuluh hari sejak 2 hingga 12 Agustus 2023 di Korea Selatan (Korsel). Mudah-mudahan semua berjalan dengan lancar. Mulai dari persiapan yang dilakukan di Indonesia hingga acara berakhir sesuai yang telah dijadwalkan oleh panitia.

Pengalaman di London

Melalui artikel singkat ini, saya ingin berbagi pengalaman ketika diberi amanah sebagai Ketua Kontingen Jambore Nasional di London, Inggris pada 2007 lalu. Pada waktu itu, sebanyak 323 anggota pramuka menjadi peserta, baik adik-adik dari tingkat Penggalang maupun Pembinanya.

Para peserta yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia berangkat ke London untuk mengikuti jambore yang digelar dalam rangka memperingati 100 tahun gerakan kepanduan dunia yang dikenal dengan Boy Scouts. Jambore diikuti oleh lebih dari 200 negara dengan jumlah peserta mencapai 40 ribu.

Pada acara pembukaan Jambore, suasananya tidak jauh berbeda dengan konser musik grup band atau penyanyi terkenal, penuh sesak oleh lautan manusia. Namun saya bersyukur ketika diberi kesempatan sebagai ketua kontingen yang memimpin rombongan, jumlah peserta ketika berangkat, sama dengan yang pulang yaitu 323 pramuka. Tidak ada satu orang pun yang ketinggalan, menderita sakit, hilang atau menghadapi masalah yang berarti pada saat mengikuti jalannya acara yang berlangsung dengan sangat padat. Sampai hari ini, hampir 17 tahun kemudian, jika mengingatnya, saya masih mengucap syukur kepada sang pencipta.

Sebuah pelajaran berharga yang perlu dikemukakan jika harus bepergian jauh dari tanah air, apalagi membawa rombongan berjumlah banyak adalah sebuah kata kunci yaitu koordinasi. Sebagai ketua kontingen, saya selalu berkoordinasi dengan seluruh anggota panitia yang menjadi bagian dari jambore. Peran para kakak-kakak pembina pramuka sekaligus adik-adik penggalang sangat signifikan dalam keberhasilan koordinasi.

Pelajaran kedua sebagai ketua kontingen adalah harus memiliki banyak inisiatif. Sebagai peserta yang mewakili Indonesia, kehebatan dan keunggulan yang dimiliki harus diperlihatkan dalam acara yang diikuti oleh lebih dari 40 ribu peserta yang berasal lebih dari 200 negara.

Setelah berdiskusi panjang lebar dengan panitia maupun para peserta sejak masih berada di Jakarta sebelum terbang ke London, akhirnya disepakati bersama jika keunggulan dari Indonesia yang perlu untuk diperlihatkan di Inggris adalah budaya dari berbagai suku di tanah air yang kaya dan beragam. Keberagaman yang menjadi aset sekaligus ciri khas Indonesia tercinta.

Hasilnya, pada upacara penutupan, Indonesia terpilih menjadi salah satu kontingen yang mengisi acara. Bersama tiga negara lainnya, karena dinilai berprestasi selama jambore berlangsung, kontingen Indonesia terpilih untuk menampilkan berbagai pertunjukan kesenian yang berasal dari tanah air. Prestasi yang diraih kontingen Pramuka Indonesia bersama dengan rombongan dari Meksiko, Hongkong dan satu negara lagi yang sayang sekali saya lupa, hingga kini tercatat dalam sejarah kepanduan dunia dengan gemilang sebagai peserta jambore.

Namun, keberhasilan yang berhasil diraih kontingen Indonesia bukan semata-mata karena kerja keras saya sebagai ketua. Semua anggota yang terlibat dalam jambore, baik para Pembina maupun Penggalang juga memberikan kontribusi signifikan yang menentukan keberhasilan tim. Kami semua menyadari nama baik Indonesia harus dijaga sebaik mungkin dengan segenap kerja keras dalam sebuah event internasional yang melibatkan hampir seluruh negara di dunia.

Pada akhirnya hanya harapan disertai dengan doa terbaik yang dapat dipanjatkan untuk para peserta yang akan berangkat mengikuti Jambore Dunia ke-25 yang akan digelar di Korsel dalam waktu dekat. Tentu jauh lebih berat bagi panitia yang akan memimpin 1700 pramuka ke Korsel. Semoga segala sesuatu berjalan dengan baik sesuai yang direncanakan. Selamat mengikuti Jambore, tetaplah menjadi Pramuka kebanggan Indonesia yang akan selalu menjaga nama baik bangsa.

Salam Pramuka.{}

Share this

Baca
Artikel Lainnya